Intisari-online.com - Ronggowarsito adalah salah satu pujangga besar budaya Jawa yang hidup di Kasunanan Surakarta pada abad ke-19.
Ia dikenal sebagai penulis Serat Kalatidha, sebuah karya sastra yang berisi ramalan-ramalan tentang masa depan Indonesia.
Salah satu ramalannya yang paling kontroversial adalah yang berkaitan dengan sosok Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, yang disebut-sebut sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan memenangkan Pemilu 2024 .
Dalam salah satu karyanya yang berjudul Serat Wirit Sopanalya, Ronggowarsito menyebutkan bahwa pada tahun 2024, Indonesia akan dipimpin oleh seorang laki-laki yang memiliki nama yang berawalan huruf P dan berakhiran huruf O.
Banyak orang yang mengaitkan ramalan ini dengan Prabowo Subianto, mantan Panglima TNI dan Ketua Umum Partai Gerindra, yang sudah dua kali mencalonkan diri sebagai presiden namun kalah dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Namun, ramalan Ronggowarsito tidak berhenti di situ.
Ia juga menyebutkan bahwa pemimpin tersebut akan berpasangan dengan seorang pemuda yang berasal dari keluarga besar.
Ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa pemuda tersebut adalah Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Joko Widodo dan Wali Kota Solo.
Gibran menjadi sorotan setelah putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi yang menyatakan batas usia capres-cawapres tetap 40 tahun.
Kecuali sudah berpengalaman sebagai pejabat negara atau kepala daerah, yang membuka jalan baginya untuk bertarung dalam pilpres.
Apakah ramalan Ronggowarsito benar-benar terbukti?
Baca Juga: Primbon Jawa Ungkap Keberuntungan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai Pasangan Capres-Cawapres 2024
Apa makna dan interpretasi dari ramalan tersebut?
Dan apa dampaknya bagi Indonesia jika Prabowo-Gibran menjadi pasangan pemimpin di masa depan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu melihat sejarah dan latar belakang dari Ronggowarsito, seorang pujangga keraton Surakarta yang hidup di bawah pemerintahan Pakubuwana VII.
Ia adalah cucu dari Yasadipura II, pujangga utama Kasunanan Surakarta, yang merupakan keturunan dari Kesultanan Pajang dan Demak.
Ia juga adalah murid dari Kyai Imam Besari, pemimpin Pesantren Gebang Tinatar di Ponorogo, yang mengajarkan ilmu agama Islam dan sastra Hindu.
Ronggowarsito dikenal sebagai pujangga yang memiliki kemampuan mistik dan metafisik, yang mampu melihat masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Ia juga memiliki kepedulian sosial dan politik yang tinggi, yang tercermin dalam karya-karyanya yang mengkritik kondisi masyarakat dan pemerintahan pada zamannya.
Ia sering menggunakan simbol, metafora, dan sandi dalam menulis ramalan-ramalannya, yang membuatnya sulit untuk dipahami secara harfiah.