Intisari-online.com - Indonesia dan Palestina adalah dua negara yang memiliki hubungan persahabatan yang erat dan langgeng.
Hubungan ini terjalin sejak masa kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, ketika Palestina menjadi salah satu pendukung pertama bagi perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda.
Pemimpin tertinggi Palestina saat itu, Sheikh Muhammad Amin al-Husaini, berperan penting dalam menggalang dukungan dari negara-negara Arab lainnya melalui Liga Arab untuk mengakui kemerdekaan Indonesia dan menekan Inggris agar tidak mendukung Belanda.
Sebagai bentuk penghargaan, Indonesia pun menunjukkan sikap anti-Israel sejak awal dan mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk membebaskan diri dari penjajahan Israel.
Hubungan Indonesia dan Palestina semakin erat di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, yang merupakan salah satu tokoh pendiri Gerakan Non-Blok yang menentang imperialisme dan kolonialisme.
Soekarno secara tegas mendukung agresi dan perlawanan negara-negara Arab terhadap Israel, baik dalam pidato-pidatonya maupun dalam kebijakan luar negerinya.
Soekarno juga menjalin hubungan pribadi dengan pemimpin Palestina, Yasser Arafat, yang mengunjungi Indonesia pada tahun 1984 dan 1993.
Soekarno bahkan memberikan gelar Bintang Mahaputera Adipradana kepada Arafat sebagai penghargaan tertinggi bagi orang asing yang berjasa bagi Indonesia.
Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina pada tahun 1988, setelah Dewan Nasional Palestina menyatakan deklarasi kemerdekaan di Aljir, Aljazair.
Pada tahun 1989, Indonesia dan Palestina menandatangani komunike bersama tentang permulaan hubungan diplomatik di tingkat duta besar.
Sejak saat itu, Indonesia terus memberikan dukungan politik, ekonomi, dan kemanusiaan kepada Palestina dalam berbagai forum internasional maupun bilateral.
Baca Juga: Kembali Memanas, Begini Sejarah Dan Kronologi Konflik Israel Dan Palestina
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR