Sultan HB I kemudian memasuki keraton melalui Gapura Pangurakan (sekarang Gapura Brajanala) dan menuju ke Bangsal Kencana (sekarang Bangsal Kepatihan) untuk melakukan upacara penobatan sebagai Sultan Yogyakarta.
Upacara penobatan ini dihadiri oleh para pejabat kerajaan, abdi dalem, prajurit, rakyat jelata, dan tamu-tamu kehormatan dari berbagai daerah.
Upacara penobatan ini juga diiringi oleh musik gamelan, tari-tarian, dan nyanyian-nyanyian pujian.
Dengan demikian, boyongan Sultan HB I dari Ambarketawang ke Keraton Baru merupakan peristiwa bersejarah yang menandai berdirinya Keraton Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan dan budaya Mataram yang baru.
Peristiwa ini juga menunjukkan kebesaran dan kejayaan Sultan HB I sebagai pendiri dan pemimpin Keraton Yogyakarta yang mengembangkan konsep tata kota yang harmonis dan indah.
Hingga kini, Keraton Yogyakarta masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu ikon wisata sejarah dan budaya di Indonesia.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR