Mengenal Lempeng Indo-Australia Penyebab Sukabumi Rutin Digoyang Gempa Bumi

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Gempa 2,4 M terjadi di Sukabumi 3 Oktober 2023.
Gempa 2,4 M terjadi di Sukabumi 3 Oktober 2023.

Intisari-online.com - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 2,4 mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat pada Selasa, 3 Oktober 2023 pukul 12.40 WIB.

Gempa tersebut terjadi di darat dengan kedalaman 10 km dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, gempa tersebut disebabkan oleh deformasi batuan pada lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia.

"Gempa ini merupakan gempa tektonik akibat deformasi batuan pada lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia di zona subduksi Jawa," kata Daryono dalam keterangan resminya.

Daryono menjelaskan bahwa gempa tersebut terjadi di sekitar patahan lokal yang berada di darat Sukabumi.

"Patahan lokal ini merupakan bagian dari sistem sesar aktif Cimandiri yang membentang dari Pelabuhan Ratu hingga Cianjur," ujarnya.

Gempa tersebut dirasakan oleh warga Sukabumi dengan intensitas II-III MMI (Modified Mercalli Intensity), yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"BMKG terus memantau perkembangan gempa bumi dan dampaknya. Informasi gempa bumi dapat diakses melalui website BMKG www.bmkg.go.id atau media sosial BMKG," tutup Daryono.

Sukabumi adalah sebuah kota di Jawa Barat yang sering diguncang oleh gempa bumi.

Salah satu penyebabnya adalah aktivitas lempeng Indo-Australia yang berada di bawah wilayah Sukabumi.

Baca Juga: Warga Panik, Gempa Guncang di Sukabumi Dengan Kekuatan 5,4 M, Ini Titik Gempa dan Penyebab Gempa

Lempeng Indo-Australia adalah lempeng tektonik yang meliputi wilayah India, Australia, dan Samudra Hindia.

Lempeng ini bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 6 cm per tahun dan menyusup ke bawah lempeng Eurasia yang mencakup wilayah Eropa, Asia, dan sebagian Afrika.

Akibatnya, terjadi deformasi atau patahan batuan dalam lempeng Indo-Australia yang menyebabkan gempa bumi.

Gempa bumi ini disebut sebagai gempa intraslab atau gempa Benioff.

Gempa bumi ini biasanya terjadi di kedalaman menengah antara 50-300 km dan memiliki mekanisme pergerakan naik atau oblique thrust.

Gempa bumi ini dapat dirasakan di daerah sekitar Sukabumi dan bahkan sampai ke Jakarta, Bandung, dan Lampung.

Salah satu contoh gempa bumi intraslab yang terjadi di Sukabumi adalah gempa bumi magnitudo 5,8 pada tanggal 8 Desember 2022 pukul 07.50 WIB.

Gempa bumi ini terjadi di titik pusat Kota Sukabumi dengan kedalaman 81 km.

Gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, namun dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan yang tidak tahan gempa.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa dan memeriksa kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Baca Juga: Astaga, Guncangan Gempa Bumi Magnitudo 4.9 Terjadi di Pulau Jawa, Ini Lokasi dan Penyebabnya

BMKG terus memantau perkembangan gempa bumi dan dampaknya melalui website www.bmkg.go.id atau media sosial BMKG.

Artikel Terkait