Hal ini meningkatkan pendapatan pemerintah kolonial dan perusahaan-perusahaan Belanda yang menguasai sektor perkebunan dan pertambangan.
Perkeretaapian juga memudahkan orang-orang untuk bepergian antar kota dan desa, baik untuk kepentingan bisnis, pendidikan, maupun rekreasi.
Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan perkembangan pariwisata.
Dampak budaya perkeretaapian Indonesia adalah terciptanya budaya kereta api yang unik.
Budaya kereta api mencakup segala hal yang berkaitan dengan kereta api, seperti arsitektur stasiun, desain gerbong, seragam pegawai, tiket, jadwal, lagu-lagu, cerita-cerita, dan lain-lain.
Budaya kereta api mencerminkan pengaruh Belanda, tetapi juga menunjukkan kreativitas dan adaptasi masyarakat Indonesia.
Contohnya adalah stasiun Gambir yang bergaya art deco, gerbong makan yang menyajikan masakan nusantara, lagu "Sepur Kluthuk" yang bercerita tentang kereta api tua, dan cerita "Stambul Deli" yang mengisahkan petualangan seorang anak jalanan di kereta api.
Dampak politik perkeretaapian Indonesia adalah menjadi salah satu sarana perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Perkeretaapian menjadi sasaran serangan gerilya pejuang kemerdekaan yang ingin mengganggu jalur transportasi dan komunikasi Belanda.
Contohnya adalah serangan terhadap jembatan Cikampek pada tahun 1948 oleh pasukan Siliwangi.
Perkeretaapian juga menjadi alat propaganda nasionalis yang ingin menyebarkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Contohnya adalah pemasangan spanduk bertuliskan "Indonesia Merdeka" di atas gerbong-gerbong kereta api pada tahun 1945 oleh pemuda-pemuda Jakarta.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perkeretaapian Indonesia memiliki jejak-jejak Belanda yang masih terlihat hingga saat ini.
Namun, perkeretaapian Indonesia juga merupakan hasil dari usaha dan karya masyarakat Indonesia yang berani berjuang dan berkembang.
Perkeretaapian Indonesia adalah warisan sejarah yang patut dihargai dan dilestarikan.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR