3 Alasan Kenapa Gempa Bumi Sering Muncul di Kepulauan Maluku

Yoyok Prima Maulana

Editor

Kenapa Kep. Maluku sering dilanda gempa bumi?
Kenapa Kep. Maluku sering dilanda gempa bumi?

Intisari-online.com - Kepulauan Maluku merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang paling sering terkena gempa bumi.

Hal ini disebabkan posisi geografis dan tektonik kepulauan ini terletak pada pertemuan beberapa lempeng bumi.

Berikut penjelasan lebih detail mengapa Kepulauan Maluku sering mengalami gempa.

1. Subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia

Salah satu penyebab utama gempa bumi di Kepulauan Maluku adalah subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia di selatan kepulauan tersebut.

Subduksi ini terjadi di sepanjang Laut Banda, bagian dari Cincin Api Pasifik.

Hasilnya adalah zona subduksi yang sangat aktif dan rawan gempa, terutama pada kedalaman sedang hingga dalam (60 km atau lebih).

2. Sesar mendatar di Laut Seram

Selain subduksi, gempa di Maluku juga disebabkan oleh sesar mendatar Laut Seram yang merupakan bagian dari sesar Sorong.

Sesar ini membentuk batas antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik, bergerak secara horizontal atau sejajar dengan arah sesar tersebut.

Hal ini menyebabkan terjadinya gesekan dan ketegangan antara kedua lempeng yang dapat menimbulkan gempa permukaan (di bawah 60 km).

Contoh gempa sesar melintang adalah gempa Ambon tahun 2019 yang berkekuatan 6,5 Mw dan terjadi pada kedalaman 10 km.

3. Gunung berapi di Laut Banda

Faktor lain yang dapat memicu terjadinya gempa bumi di Kepulauan Maluku adalah aktivitas gunung berapi di Laut Banda akibat subduksi lempeng Indo-Australia.

Aktivitas vulkanik tersebut telah melahirkan banyak gunung berapi dan gunung api bawah laut di sekitar Kepulauan Maluku, seperti Gunung Api Banda, Gunung Api Manuk, Gunung Api Nila, dan Gunung Api Wetar.

Aktivitas gunung berapi ini dapat menimbulkan gempa vulkanik, yaitu gempa bumi yang melibatkan pergerakan magma dan gas di dalam atau dekat gunung berapi.

Gempa vulkanik biasanya berkekuatan kecil hingga sedang (kurang dari 5 Mw) dan kedalaman dangkal (kurang dari 10 km).

Contoh gempa vulkanik adalah gempa Banda Api tahun 1988 yang berkekuatan 4,6 Mw dan terjadi pada kedalaman 5 km.

Hal inilah yang menyebabkan wilayah Maluku sering dilanda gempa.

Gempa bumi di wilayah ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat, seperti kerusakan bangunan, korban jiwa, trauma psikologis dan ancaman tsunami.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya gempa bumi dengan mengikuti instruksi pihak berwenang serta menerapkan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi.

Baca Juga: Innalillahi, Gempa Bumi Guncang Maluku, Seberapa Besar Getaran dan Sejauh Mana Jangkauannya?

Artikel Terkait