Intisari-online.com - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,2 mengguncang wilayah tenggara Blitar, Jawa Timur pada Rabu, 20 September 2023 pukul 13.43 WIB.
Gempa bumi ini dirasakan oleh masyarakat di sekitar lokasi gempa dengan intensitas II-III MMI (Modified Mercalli Intensity), yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi berada di koordinat 8,31 LS dan 112,37 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 64 km arah tenggara Blitar dengan kedalaman 10 km.
Gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di zona Benioff.
Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun dan menyelusup di bawah lempeng Eurasia.
Akibatnya, terjadi gesekan dan pelepasan energi yang menyebabkan gempa bumi.
Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat selalu waspada terhadap kemungkinan gempa bumi susulan yang dapat terjadi kapan saja.
Selain itu, ia menyarankan agar masyarakat memperhatikan bangunan tempat tinggal mereka dan memastikan bahwa bangunan tersebut tahan gempa.
Adapun beberapa fakta menarik terkait gempa di Blitar tersebut antara lain sebagai berikut:
Baca Juga: Astaga, Baru Saja Gempa Guncang Halmahera Utara, 4,7 M Akibat Tumbukan Lempeng Mikro di Laut Maluku
- Sejarah gempa bumi di wilayah Blitar dan sekitarnya, termasuk frekuensi, magnitudo, dan dampaknya bagi masyarakat.
Misalnya, pada tahun 2019, terjadi gempa bumi magnitudo 5,4 yang mengguncang Blitar dan menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan bersejarah.
- Fakta-fakta menarik tentang gempa bumi, seperti cara mengukur magnitudo, jenis-jenis gempa bumi, atau dampak gempa bumi terhadap lingkungan.
Misalnya, gempa bumi dapat menyebabkan perubahan bentuk permukaan bumi, seperti terbentuknya gunung berapi, lembah, atau pulau baru.
- Saran-saran praktis bagi masyarakat untuk mengurangi risiko kerugian akibat gempa bumi, seperti cara membuat rencana darurat, menyiapkan perlengkapan penting, atau melakukan simulasi evakuasi.
Misalnya, masyarakat dapat menyimpan dokumen penting, obat-obatan, air minum, dan makanan dalam tas yang mudah diambil saat terjadi gempa bumi.