Intisari-online.com - Nikel adalah salah satu komoditas yang memiliki prospek cerah di masa depan.
Nikel merupakan bahan baku penting dalam pembuatan baterai pada industri kendaraan listrik (EV), yang industrinya tengah tumbuh secara eksponensial.
Selain itu, nikel juga merupakan komponen penting dalam fabrikasi baja tahan karat.
Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), produksi nikel di dunia diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton pada 2022.
Jumlah itu meningkat 20,88% dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 2,73 juta metrik ton.
Dalam laporan tersebut, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada 2022.
Total produksinya diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48% dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu.
Indonesia juga merupakan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia pada 2022 yakni mencapai 21 juta metrik ton. Posisinya setara dengan Australia.
Berikut ini adalah daftar negara penghasil nikel terbesar di dunia pada 2022 berdasarkan data USGS:
No | Negara | Produksi (metrik ton) | Cadangan (metrik ton) |
1 | Indonesia | 1.600.000 | 21.000.000 |
2 | Filipina | 330.000 | 4.800.000 |
3 | Rusia | 220.000 | 7.600.000 |
4 | Kaledonia Baru | 190.000 | - |
5 | Australia | 160.000 | 21.000.000 |
6 | Kanada | 130.000 | - |
7 | Tiongkok | 110.000 | - |
8 | Brasil | 83.000 | 16.000.000 |
9 | Amerika Serikat | 18.000 | - |
10 | Negara Lainnya | 440.000 | - |
Baca Juga: Disebut Akan Habis Dalam 15 Tahun, Terungkap Ini Jumlah Cadangan Nikel yang Dimiliki Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam pasar nikel global, terutama dengan adanya kebijakan larangan ekspor bijih nikel mentah yang diberlakukan sejak Januari 2020.
Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong hilirisasi industri pertambangan dan meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR