Intisari-online.com - Tahun 2024 akan menjadi tahun yang penting bagi Indonesia, karena akan diadakan pemilihan presiden yang ke-8.
Banyak spekulasi dan prediksi tentang siapa yang akan menjadi calon presiden dan siapa yang akan memenangkan kontestasi politik tersebut.
Namun, ada satu ramalan yang menarik perhatian banyak orang, yaitu ramalan zaman Majapahit tentang presiden 2024.
Ramalan zaman Majapahit adalah kumpulan naskah-naskah kuno yang berisi tentang sejarah, mitologi, dan peristiwa-peristiwa masa depan yang berkaitan dengan kerajaan Majapahit dan Indonesia.
Salah satu naskah yang paling terkenal adalah kitan Negarakrtagama.
Dalam naskah ini, terdapat beberapa ramalan yang diduga berasal dari Sabdopalon dan Jayabaya, dua tokoh mistis yang hidup sebelum dan pada zaman Majapahit.
Salah satu ramalan yang paling kontroversial adalah tentang sosok presiden 2024, yang disebut sebagai Ratu Adil Satrio Piningit, yaitu seorang pemimpin adil dan bijaksana yang akan membawa Indonesia ke zaman keemasan.
Ramalan ini menyebutkan bahwa presiden 2024 adalah seorang laki-laki berusia 40 tahun, berdarah Majapahit, berkulit putih bersih, berambut hitam lurus, bermata coklat, berhidung mancung, berbibir merah, bertinggi badan 175 cm, berat badan 65 kg, dan bernama Raden Mas.
Ramalan ini juga menyebutkan bahwa presiden 2024 adalah keturunan langsung dari Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit.
Prabu Brawijaya V memiliki lima putra, yaitu Raden Kertabumi (Brawijaya VI), Raden Patah (raja Demak), Raden Trenggana (raja Pajang), Raden Surawisesa (raja Mataram), dan Raden Kusumawardhana (raja Blambangan).
Dari kelima putra ini, hanya Raden Kusumawardhana yang tidak memiliki keturunan. Oleh karena itu, presiden 2024 harus berasal dari salah satu cabang keturunan dari empat putra Prabu Brawijaya V lainnya.
Baca Juga: Menurut Ramalan Tarot, Inilah Sosok-Sosok yang Berpotensi Memimpin Indonesia di Tahun 2024
Namun, apakah ramalan zaman Majapahit ini benar-benar dapat dipercaya?
Apakah ada bukti-bukti ilmiah atau historis yang dapat mendukungnya?
Apakah ada calon presiden 2024 yang memenuhi kriteria-kriteria yang disebutkan dalam ramalan ini? Ataukah ini hanya sebuah mitos atau legenda yang tidak memiliki dasar yang kuat?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu melakukan penelitian dan analisis yang mendalam dan objektif.
Kita perlu membandingkan ramalan zaman Majapahit dengan fakta-fakta sejarah dan kontemporer.
Kita perlu menguji validitas dan reliabilitas sumber-sumber naskah kuno yang mengandung ramalan tersebut.
Kita perlu mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan dan skenario-skenario yang dapat terjadi pada tahun 2024.
Dan tentu saja, kita perlu menunggu hingga tahun 2024 itu tiba untuk melihat apakah ramalan zaman Majapahit ini benar-benar terwujud atau tidak.
Sementara itu, kita dapat bersikap terbuka dan kritis terhadap ramalan zaman Majapahit ini.
Kita dapat menganggapnya sebagai salah satu bagian dari warisan budaya dan sastra Indonesia yang kaya dan menarik.
Kita dapat menghargai nilai-nilai moral dan filosofis yang terkandung di dalamnya.
Dan kita dapat menjadikannya sebagai inspirasi dan motivasi untuk berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan Indonesia.