Salah satu masjid yang dibangun oleh Raden Patah adalah Masjid Agung Demak yang menjadi simbol kejayaan Kerajaan Demak dan penyebaran Islam di Jawa.
Raden Patah juga mengembangkan hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Nusantara dan Asia.
Baca Juga: Akhiri Dominasi Pengaruh Hindu Di Sana, Ini Riwayat Singkat 6 Kerajaan Islam Di Kalimantan
Ia menjalin kerjasama dengan Kesultanan Malaka, Kesultanan Aceh, Kesultanan Banten, Kesultanan Mataram, dan Kesultanan Ternate.
Ia juga menjaga hubungan baik dengan Cina, India, Persia, dan Turki.
Dengan demikian, Raden Patah berhasil menjadikan Demak sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Jawa.
Akhir Hayat Raden Patah
Raden Patah wafat pada tahun 1518 Masehi setelah memerintah Demak selama 18 tahun.
Ia dimakamkan di desa Astana Jipang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kudus.
Makamnya dikenal dengan nama Makam Panjang karena memiliki panjang sekitar 11 meter.
Makam ini menjadi salah satu situs sejarah dan ziarah bagi umat Islam di Jawa.
Raden Patah digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor II dengan gelar Sultan Trenggana.
Sultan Trenggana melanjutkan perjuangan ayahnya dalam memperluas wilayah dan pengaruh Kerajaan Demak.
Ia juga berhasil menaklukkan beberapa kerajaan Hindu-Buddha yang masih bertahan seperti Sunda Kelapa, Pajajaran, dan Bali.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR