Innalillahi, Seperti Apa Kengerian Petaka Banjir di Libya Dikabarkan Hilangkan 10.000 Orang

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Banjir menimpa Libya pada 13 September  2023.
Banjir menimpa Libya pada 13 September 2023.

Intisari-online.com - Libya, sebuah negara di Afrika Utara yang terpecah belah akibat perang, baru-baru ini mengalami bencana banjir bandang yang menewaskan ribuan orang dan menghilangkan puluhan ribu orang lainnya.

Banjir ini terjadi akibat hujan lebat yang mengakibatkan dua bendungan jebol di kota Derna, salah satu kota pesisir Mediterania di Libya timur Rabu (13/8/23).

Banjir ini menghancurkan sebagian besar kota dan membawa apa-apanya ke laut.

Banjir ini digambarkan seperti tsunami oleh para saksi mata yang selamat.

Orang-orang yang berada di wilayah Derna tersapu hingga ke laut oleh arus air yang deras dan ganas.

Mayat-mayat korban tergeletak di mana-mana, di jalan-jalan, di atap rumah, bahkan di pantai.

Tim penyelamat berjuang untuk mengevakuasi jenazah-jenazah yang tersapu ke laut, sementara keluarga korban mencari-cari anggota keluarga mereka yang hilang.

Menurut Tarek al-Kharraz, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Pemerintah yang mengawasi Libya timur, sedikitnya 5.200 orang tewas di kota Derna saja.

Sedangkan 20.000 orang dilaporkan telah mengungsi dan ribuan orang lainnya hilang.

Dengan ini, jumlah korban tewas dikhawatirkan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang.

Banjir ini juga melanda beberapa kota lain di Libya timur, seperti Benghazi, Sousse, Al Bayda, Al-Marj and Derna.

Baca Juga: Arti Mimpi Menangkap Ular Bagi yang Sudah Menikah, Banjir Rezeki?

Di antara korban tewas, setidaknya 145 orang adalah orang Mesir yang bekerja sebagai pekerja migran di Libya.

Pemerintah Mesir telah mengirimkan pesawat untuk membantu evakuasi warga negaranya yang terdampak banjir.

Lalu apa yang sebetulnya menyebabkan banjir dahsyat di Libya?

Banjir ini disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang sangat kuat yang membawa bencana banjir ke Yunani pekan lalu dan berpindah ke Mediterania sebelum berkembang menjadi topan mirip tropis yang dikenal sebagai siklon tropis.

Suhu air laut di Mediterania jauh di atas rata-rata akibat pemanasan global, yang menurut para ilmuwan menjadi pemicu terjadinya hujan deras akibat badai tersebut.

Negara Libya sendiri tidak siap menghadapi bencana alam seperti ini.

Negara ini dikelola oleh dua pemerintahan yang bersaing, sehingga mempersulit upaya penyelamatan dan bantuan.

Infrastrukturnya pun tidak terpelihara dengan baik setelah lebih dari satu dekade terjadi kekacauan politik akibat perang saudara.

Banjir di Libya merupakan salah satu contoh dari dampak buruk perubahan iklim yang semakin parah.

Bencana-bencana alam seperti ini dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, tanpa memandang batas negara atau wilayah.

Oleh karena itu, kita perlu bersatu dan berusaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga lingkungan hidup kita agar tetap lestari.

Baca Juga: Alhamdulillah Juli Banjir Bansos Sampai Rp750.000, Di Sini Tempat Cek Jenis Bantuan Yang Akan Cair

Artikel Terkait