Kekuatan ledakan yang terjadi di lantai bawah itu telah menyebabkan salah satu korban terlempar keluar dari jendela.
Para teroris menabrakkan pesawat Boeing 767-200 milik United Airlines ke dalam gedung pencakar langit Menara Selatan 18 menit setelah sebuah pesawat lain menubruk masuk ke Menara Utara (North Tower).
Kedua menara runtuh dalam waktu dua jam.
Serangan lain terjadi di Pentagon dan pesawat keempat jatuh di ladang di Pennsylvania.
Seperti disebut di awal, empat serangan itu menewaskan hampir 3.000 orang.
Termasuk 19 teroris yang membajak pesawat komersial tersebut.
Hasil investigasi resmi telah menemukan, dua menara di New York—yang masing-masing memiliki 110 lantai—roboh karena dampak dari serangan pesawat.
Serangan pesawat pertama terjadi pada lantai 80 di North Tower dan serangan ke South Tower terjadi di lantai 60.
Menurut teori konspirasi, terjadi ledakan bom di beberapa lantai di bawah lantai 60 sebagaimana terlihat dari hasil rekaman CCTV yang diarahkan setelah serangan ke North Tower.
Dari rekaman video itu terlihat adanya penggunaan bahan peledak selama serangan itu, tidak semata-mata karena serangan pesawat.
Sehari setelah serangan tersebut, Donald Trump yang kini menjadi Presiden AS, memberikan sebuah wawancara TV yang menyebutkan bahwa menara WTC roboh karena bom.
Ia mengatakan bahwa menara roboh bukan karena masalah arsitektur.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR