Tegaskan Gus Dur Yang Dikudeta Muhaimin Iskandar, Yenny Wahid Tutup Pintu Dukung Anies Baswedan-Cak Imin

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Penulis

Pernyataan keluarga Gus Dur, lewat Yenny Wahid, tegas: tak akan mendukung calon presiden yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar.
Pernyataan keluarga Gus Dur, lewat Yenny Wahid, tegas: tak akan mendukung calon presiden yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar.

Pernyataan keluarga Gus Dur, lewat Yenny Wahid, tegas: tak akan mendukung calon presiden yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar.

Intisari-Online.com -Polemik seputar suksesi PKB dari mendiang Abdurrahman Wahid ke Muhaimin Iskandar mencuat lagi.

Isu yang berkembang selama ini, Cak Imin disebut mengkudeta Gus Dur dari pucuk pimpinan PKB.

Terkait hal itu, Cak Imin justu mengatakan, dirinyalah yang justru dikudeta oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid, bersama Ali Masykur.

"Justru saya yang dikudeta," kata Cak Imin di kanal YouTub Mata Najwa.

"(Saya) dikudeta orang-orang yang kemudian Gus Dur memberhentikan saya."

Di sisi lain, Yenny menegaskan bahwa Cak Imin telah mengkudeta Gus Dur.

"Muktamar Ancol kurang apa terang benderangnya?" kata Yenny.

"Di situ Gus Dur diganti, di situ Gus Dur dikudeta. Kok masih klaim menyatakan sebaliknya."

Dan karena itulah, Yenny mengaku menutup pintu mendukung Anies Baswedan yang memilih berpasangan dengan Cak Imin pada Pilpres 2024 nanti.

Sejatinya, sikap keluarga Gus Dur tak akan mendukung siapa pun yang berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sudah dilontarkan jauh-jauh hari.

Bagaimanapun juga, bekas lukas akibat Muktamar Luar Biasa Ancol pada 2008 masih terasa hingga sekarang.

Menurut pemberitaan surat kabar Kompas pada 2008, Perselisihan antara kubu Gus Dur dan Cak Imin di PKB dimulai selepas Muktamar 2005.

Ketika itu Muhaimin terpilih menjadi Ketua Umum PKB melalui Muktamar, sedangkan Gus Dur ditetapkan menjadi Ketua Dewan Syura PKB.

Sejak muktamar itu muncul dua kubu di dalam PKB.

Yakni kubu Gus Dur dan kubu Muhaimi.

Lalu pada Maret 2008 muncul kabar ada upaya untuk melengserkan Gus Dur dari posisi Ketua Dewan Syura PKB.

Puncak dualisme terjadi pada 2008 saat Cak Imin menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) di Ancol tahun 2008.

Hasil keputusan itu melengserkan Gus Dur dari posisi Ketua Dewan Syuro PKB dan kembali mengangkat Muhaimin sebagai Ketum PKB.

Gus Dur mencoba menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) di Parung, Jawa Barat, dan memilih Ali Masykur sebagai Ketua Umum PKB, sedangkan Sekjen PKB dipegang oleh Yenny Wahid.

Kemudian pengadilan hingga tingkat kasasi memutuskan kepengurusan PKB yang sah adalah kepengurusan yang dibentuk dari Muktamar yang digelar oleh Cak Imin.

Luka itu kemudian membekas hingga kini yang menjadi standar sikap keluarga Gus Dur, selama itu adalah Cak Imin, maka tidak akan ada dukungan.

Sikap keluarga Gus Dur ini pernah diungkapkan Yenny Wahid dalam acara Rossi di Kompas TV pada 10 Agustus 2023 lalu.

Dia menyebut jika calon presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto meminang Cak Imin sebagai calon wakil presiden (cawapres), keluarga Gus Dur siap angkat tangan tak memberi dukungan.

"Ya kita bye-bye, ha ha ha," kata dia.

Batas toleransi dukungan masih diberikan jika Cak Imin hanya menjadi pengusung Prabowo, bukan menjadi pasangan.

"Kalau sebagai sesama pengusung (Prabowo) tidak apa-apa, tapi kalau pendamping lain urusan, agak berat itu," kata dia.

Yenny mengatakan, penarikan dukungan kepada Cak Imin sudah pernah dilakukan pengikut Gus Dur saat kudeta PKB yang dilakukan Cak Imin.

Dia mengatakan, simpatisan Gus Dur justru lebih memilih mendukung Gerindra saat Gus Dur tak lagi memegang kendali PKB yang direbut oleh keponakannya sendiri itu.

"Yang menarik representasi suara NU di PKB justru lebih kecil dibandingkan suara NU di Gerindra. Karena waktu Cak Imin menelantarkan Gus Dur, kita PKB Gus Dur, Cak Imin dengan PKB Cak Imin," kata Yenny.

"PKB Gus Dur mengalihkan suara untuk Gerindra, maka suara Gerindra naik di Jatim 2009, suara PKB Cak Imin turun 70 persen," sambung Yenny.

Sikap keluarga Gus Dur tak berubah meskipun sosok Anies Baswedan sebagai capres dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) yang menjadi pasangan Cak Imin dalam perhelatan Pilpres 2024 mendatang.

Dengan tegas Yenny menyebut sikapnya masih sama yaitu tak akan memberikan dukungan kepada Cak Imin dan pasangannya.

"Jadi sudah jelas sekali, ketika wakti itu Cak Imin masih berkoalisi dengan Pak Prabowo, saya sudah menyatakan secara terbuka posisi kami, akan sulit sekali bagi kami mendukung capres yang bersanding dengan orang yang pernah mengkudeta Gus Dur," katanya.

Sebaliknya, dukungan keluarga Gus Dur akan mengalir pada orang selain Cak Imin.

Yenny menyebut masih membangun komunikasi dengan dua sosok capres lainnya yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Dia bahkan menyebut dalam waktu dekat akan agenda pertemuan dengan Prabowo.

Selain menjalankan komunikasi dengan Prabowo, Yenny juga menyebut menjalin komunikasi dengan capres PDI-Perjuangan Ganjar Pranowo.

Karena kedua capres tersebut masih berpeluang mendapat dukungan dari keluarga Gus Dur untuk saat ini.

"Nanti kedua belah pihak saya terus jalin komunikasi," imbuh dia.

Artikel Terkait