Akan tetapi, absennya Spanyol membuat Tidore menjadi incaran VOC.
Masa kejayaan Kerajaan Tidore Salah satu Raja Tidore yang terkenal dan berhasil membawa kerajaan menuju puncak kejayaan adalah Sultan Nuku (1797-1805 M).
Pada periode ini, wilayah kekuasaannya telah berkembang ke sebagian besar Pulau Halmahera, Pulau Buru, Pulau Seram, dan kawasan Papua bagian barat.
Kehidupan politik Kerajaan Tidore dapat dianggap mapan dengan struktur pemerintahan yang telah teratur.
Selain itu, Sultan Nuku dikenal paling gigih dan sukses melawan Belanda.
Selama bertahun-tahun, ia berusaha mengusir para penjajah dari seluruh Kepulauan Maluku.
Bahkan Sultan Nuku bahkan dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda.
Serangkaian perjuangan rakyat Maluku pun membuahkan hasil, ditandai dengan menyerahnya Belanda pada 21 Juni 1801 M.
Dengan begitu, wilayah Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo kembali merdeka dari kekuasaan asing.
Di bawah kekuasaan Sultan Nuku, Kerajaan Tidore menjadi sangat besar dan disegani di seluruh kawasan itu, termasuk oleh bangsa Eropa.
Setelah Sultan Nuku wafat pada 1805, Belanda kembali mengincar Tidore karena kekayaannya.
Keadaan tersebut didukung dengan kondisi di Kerajaan Tidore yang terus mengalami konflik internal.
Pada akhirnya, Kerajaan Tidore jatuh ke tangan Belanda dan kemudian bergabung dengan NKRI ketika Indonesia merdeka.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR