Intisari-online.com - Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan besar-besaran ke Yogyakarta, ibu kota Republik Indonesia saat itu.
Serangan ini merupakan bagian dari Agresi Militer Belanda I, yang bertujuan untuk menghancurkan pemerintahan Indonesia yang baru saja memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Serangan Belanda dimulai pada pukul 06.00 WIB, ketika pesawat-pesawat tempur Belanda mengebom kota Yogyakarta dari udara.
Tak lama kemudian, pasukan darat Belanda yang berjumlah sekitar 20.000 orang menyerbu kota dari berbagai arah.
Mereka berhasil menduduki istana Presiden Soekarno, gedung-gedung pemerintahan, markas-markas militer, dan fasilitas-fasilitas penting lainnya.
Dalam serangan tersebut, Belanda berhasil menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Perdana Menteri Sjahrir, dan beberapa tokoh nasionalis lainnya.
Mereka kemudian dibawa ke Bandung dan diasingkan ke Pulau Bangka.
Dengan demikian, Belanda mengklaim bahwa mereka telah menghapuskan Republik Indonesia.
Namun, perlawanan rakyat Indonesia tidak berhenti begitu saja.
Meskipun dalam keadaan terkepung dan terisolasi, para pejuang kemerdekaan Indonesia tetap berjuang dengan gigih melawan penjajah Belanda.
Mereka menggunakan berbagai cara, mulai dari serangan gerilya, sabotase, propaganda, hingga diplomasi internasional.
Baca Juga: Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kerajaan Aceh Mengalami Kemunduran Pada Abad Ke-17
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR