Ada beberapa faktor pendorong dan penghambar kerjasama negara-negara di wilayah Asia Tenggara.
Intisari-Online.com - Pada 8 Agustus 1967, Indonesia dan beberapa negara yang ada di kawasan Asia Tenggara mendirikan ASEAN.
Dua di antara tujuan pendirian ASEAN adalah memelihara perdamaian dan stabilitas negara-negara Asia Tenggara.
Juga untukmeningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi dan administrasi.
Tapi bagaimanapun juga, ada beberapa faktor penghambar kerjasama di kawasan ASEAN.
Apa saja?
ASEAN merupakan salah satu organisasi internasional yang bersifat region.
Kerja sama yang dilakukan antarnegara anggota ASEAN adalah untuk menjalin kesepakatan.
Berbagai faktor pendorong dan penghambat menjadi alasan dan penentu interaksi antarnegara di ASEAN.
Berikut penjelasannya:
Ada dua faktor pendorong terbentuknya kerja sama atau interaksi anggota-anggota ASEAN, yaitu:
Kesamaan dan perbedaan sumber daya alam
Kesamaan sumber daya alam beberapa negara dapat mendorong terbentuknya kerja sama.
Sebagai contoh, beberapa negara penghasil minyak bumi membentuk suatu kerja sama yang diberi nama OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries).
Perbedaan sumber daya pangan di setiap negara ASEAN juga melahirkan kerja sama.
Indonesia mengekspor hasil pertanian ke Singapura.
Indonesia juga mengimpor beras dari Myanmar dan Thailand untuk memenuhi kebutuhannya.
Kesamaan dan perbedaan wilayah (kondisi geografis)
Karena kesamaan letak geografis, beberapa negara di suatu kawasan pada umumnya mengadakan kerja sama untuk menjaga stabilitas dan keamanan negara.
Contoh: negara-negara yang terletak di wilayah Asia Tenggara membentuk kerja sama melalui organisasi ASEAN.
Faktor penghambat kerja sama negara-negara ASEAN
Beberapa faktor penghambat kerja sama di kawasan ASEAN antara lain:
Perbedaan ideologi
Faktanya, saat ini hampir tidak ada negara ASEAN yang menutup diri dari kerja sama antarnegara ASEAN.
Konflik dan peperangan Kondisi konflik dan peperangan yang terjadi di dalam negeri maupun antara negara mengganggu stabilitas negaranya sehingga akan menghambat kerja sama.
Kebijakan protektif Suatu negara yang menerapkan kebijakan yang bertujuan melindungi kepentingan dalam negeri dan meningkatkan daya saing.
Misalnya, tidak menerima impor hasil pertanian karena dapat memengaruhi kondisi pendapatan hasil pertanian di dalam negerinya.
Dampak kebijakan ini juga dapat memengaruhi hubungan antarnegara sehingga menghambat kerja sama yang harmonis.
Perbedaan kepentingan tiap-tiap negara
Kerja sama dibutuhkan bagi perkembangan dan masa depan negara di dunia.
Akan tetapi, dalam kerja sama antarnegara, tiap-tiap negara memiliki kepentingan yang berbeda. Perbedaan ini dapat menghambat kerja sama yang harmonis.