Intisari-online.com - Sudah sangat lama sekali Timor Leste ingin sekali bergabung menjadi anggota ASEAN, namun rencana itu terus tertunda.
Tahun 2017, adalah tahun yang sangat penting saat itu ASEAN, merayakan ulang tahunnya ke-50 sejak pertama berdiri.
Tetapi fakta membuktikan, negara itu belum diakui sebagai bagian dari negara Asia Tenggara.
Timor Leste secara resmi mengajukan keanggotaan ASEAN pada Maret 2011 selama kepemimpinan Indonesia setelah beberapa tahun berstatus pengamat ASEAN.
Sebuah Kelompok Kerja Dewan Koordinasi ASEAN (ACCWG) kemudian dibentuk dan ditugasi untuk menilai kesiapan Timor Leste untuk menjadi bagian dari pengelompokan regional.
Lalu memperkirakan implikasinya bagi ASEAN jika negara kecil itu bakal bergabung.
Tetapi sudah hampir enam tahun sejak aplikasi resminya pada tahun 2011, hingga tahun 2017 yang sangat ditunggu Timor Leste.
Nyatanya negara kecil itu tak kunjung menjadi anggota ASEAN.
Namun, impian Timor Leste itu pun akhirnya terkabulkan, pada KTT tanggal 11 November 2022 lalu.
Pada KTT ASEANJumat (11/11), para pemimpin negara anggota menyepakati kebijakan penerimaan Timor Leste sebagai anggota resmi.
Setuju untuk mengakui Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN.
Timor Leste adalah satu-satunya negara Asia Tenggara yang belum tergabung dalam ASEAN.
Dalam pernyataan tersebut, para pemimpin ASEAN menegaskan, "Kami pada prinsipnya telah sepakat untuk mengakui Timor Leste sebagai anggota ASEAN yang ke-11".
Langkah selanjutnya termasuk roadmap bagi Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN akan disampaikan pada konferensi tahun depan .
Timor Leste merdeka pada tahun 1999 ketika ekonomi Timor Leste hancur.
Negara ini secara resmi diakui oleh PBB pada tahun 2002, menjadi negara termuda di Asia.
Saat itu, negara kaya sumber daya berpenduduk 1,3 juta jiwa itu langsung memulai proses bergabung dengan ASEAN, namun baru resmi mengajukan aksesi pada 2011.
Saat ini Timor Leste merupakan negara termiskin di Asia, perekonomian Timor Leste masih menghadapi banyak kesulitan, terutama mengandalkan sumber daya alam terutama minyak dan gas, serta berkat subsidi dari luar negeri.
Pertanian adalah sektor dominan perekonomian Timor Leste, menyumbang 25% produk nasional bruto (PDB) dan mempekerjakan 75% tenaga kerja.
Setengah dari populasi memiliki pendapatan kurang dari 1 dollar per hari.
Selain itu, diharapkan Timor Leste dapat memperoleh 7 miliardollar AS dalam 20 tahun ke depan dari eksploitasi dan berbagi minyak dan gas dengan Australia.
Ada tiga poin yang menyebabkan Timor Leste diterima ASEAN
Di negara muda ini, ada tiga hal yang sangat menarik.
Pertama, Timor Leste adalah negara baru pertama abad ke-21 setelah merdeka.
Pada saat yang sama, Timor Leste juga merupakan negara terbaru di Asia.
Namun, peninggalan arkeologis yang ditemukan di Timor Leste menunjukkan bahwa wilayah tersebut telah dihuni setidaknya selama 42.000 tahun, melampaui sebagian besar artefak kuno Eropa.
Para arkeolog telah menemukan kail ikan tertua di sebuah gua besar di pulau Timor Leste yang disebut Lena Hara.
Bersamaan dengan itu, berdasarkan uji radiokarbon, para peneliti menemukan bukti bahwa manusia modern menangkap ikan dari laut di Timor Leste 42.000 tahun yang lalu.
Selain itu, di dinding terdapat ukiran wajah yang berusia 10.000 tahun dan lukisan yang diyakini berusia hingga 6.000 tahun. Inilah keistimewaan kedua Timor Leste.
Ketiga, Timor Leste adalah rumah bagi lautan yang paling beragam secara biologis di dunia.
Pulau Atauro, 24 km sebelah utara ibu kota, Dili, Timor Leste, terletak di perairan dengan lebih banyak spesies ikan daripada tempat lain di planet ini.
Pada tahun 2016, para ilmuwan menemukan 643 spesies di perairan sekitar Pulau Atauro, banyak di antaranya dianggap benar-benar baru.
Oleh karena itu, para peneliti menyarankan agar kawasan tersebut diubah menjadi taman laut.
Pulau Atauro akan mengesankan siapa saja yang berkunjung dan dapat berkontribusi pada pasar ekowisata Timor Leste.
Sebelum Timor Leste, Kamboja, Ketua ASEAN 2022, adalah negara yang paling dekat bergabung dengan ASEAN, pada tahun 1999.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara didirikan pada tahun 1967, dengan 5 anggota asli termasuk Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina.
ASEAN kemudian mengakui Brunei (1984), Vietnam (1995), Myanmar dan Laos (1997), Kamboja (1999).
Baca Juga: Klaim Pulau Pasir, Australia Sudah Perlahan Hancurkan Perairan NTT Sejak 2009