Fakta Baru Peristiwa Polisi Tembak Polisi: Tersangka Mau Kabur Usai Tembak Bripda Ignatius Hingga Tewas

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Pihak keluarga menyebut Bripda Ignatius sering diajak seniornya minum minuman beralkohol. Ini diduga melatari peristiwa polisi tembak polisi.
Pihak keluarga menyebut Bripda Ignatius sering diajak seniornya minum minuman beralkohol. Ini diduga melatari peristiwa polisi tembak polisi.

Pihak keluarga menyebut Bripda Ignatius sering diajak seniornya minum minuman beralkohol. Ini diduga melatari peristiwa polisi tembak polisi.

Intisari-Online.com -Beberapa fakta baru muncul terkait peristiwa polisi tembak polisi yang menewaskan Bripda Ignatius.

Menurut keterangan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Surawan, pelaku, Bripda IMS, ternyata sempat mau kabur usai menembak Bripda Ignatius.

Fakta itu, kata Surawan, terbongkar setelah penyidik melakukan gelar perkara dan pemeriksaan kepada sejumlah saksi.

Rencana Bripda IMS tapi digagalkan oleh rekannya yang lain.

Selain kepada media, fakta baru itu juga telah disampaikan kepada pihak keluarga Bripda Ignatius.

Pesan terakhir Bripda Ignatius

Selain itu, terungkap juga pesan terakhir Bripda Ignatius sebelum tewas.

Sebelumnya, pihak keluarga, terutama sang ibu, menyatakan dugaan anaknya itu tewas dengan tidak wajar.

Dari keluarga juga terbongkar fakta,korban diketahui sering cek-cok dengan seniornya.

Pesan terkakhir Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage itu disampaikan kepada kekasih dan keluarganya.

Pihak keluarga mengatakan, Bripda Ignaitusmengakukerap dicekoki minuman beralkohol oleh seniornya.

TapiBripda Ignatius disebut sering menolaknya hingga pihak keluarga menduga korban sengaja dibunuh karena kerap menolak hal-hal negatif dari senior di satuannya.

"Seniornya itu sering memaksa almarhum Bripda Ignatius untuk minum minuman keras dan sering cekokin minuman keras kepada almarhum," kata kuata hukum keluarga Bripda Ignatius, Jajang.

"Padahal almarhum tidak suka dan tidak minum minuman keras/beralkohol. Nah kami duga almarhum sering menolak perintah seniornya dan seniornya jengkel dan marah."

Jajang menduga sosok seniornya yang kerap melakukan itu adalah tersangka yang memiliki senjata api (senpi) rakitan ilegal, Bripka IG (33).

"Yang kami dapatkan keterangan hanya dari seniornya, kami duga tersangka IG," ungkapnya.

Jajang bahkan menyebut korban kerap bercerita atas perlakukan seniornya kepada kekasihnya.

Pesan terakhir Bripda Ignatius itu tersirat dari kekasihnya yang sering mendapat curhat dan keluhan sang polisi.

Kepada kekasihnya Bripda Ignatius pun mengaku ketakutan setiap kali ada kegiatan bersama seniornya itu.

"Sebelum almarhum IDF meninggal almarhum IDF sering curhat ke pacarnya bahwa sudah nggak kuat lagi dan ketakutan dengan perilaku seniornya. Oleh sebab itu almarhum sering berpesan minta doa kalau ada kegiatan pertemuan dengan seniornya," beber Jajang, seperti dikutip Tribun Jatim dari TribunnewsBogor.com

Atas temuan tersebut, keluarga Bripda Ignatius rencananya akan melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri atas dugaan pembunuhan berencana.

Jajang memastikan akan turut menyertakan sejumlah barang bukti berupa riwayat percakapan dari korban kepada kekasih dan keluarga.

"Semua bukti akan kami serahkan dan paparkan nanti," jelasnya.

Sebelumnya, seperti diketahui Bripda Ignatius meninggal dunia setelah tertembak sesama anggota polisi.

Artikel Terkait