Kehidupan Sosial Kerajaan Singasari, Memiliki Dua Kelas Utama

Ade S

Editor

Candi Singasari. Artikel ini membahas tentang kehidupan sosial Kerajaan Singasari, sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri di Jawa Timur pada abad ke-13.
Candi Singasari. Artikel ini membahas tentang kehidupan sosial Kerajaan Singasari, sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri di Jawa Timur pada abad ke-13.

Intisari-Online.com -Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Nusantara.

Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 masehi di Malang, Jawa Timur.

Kehidupan sosial Kerajaan Singasari sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan rajanya, yang mengalami pasang surut sepanjang sejarahnya.

Artikel ini akan membahas bagaimana kehidupan sosial masyarakat Singasari pada masa-masa berbeda, mulai dari Ken Arok hingga Kertanegara.

Artikel ini juga akan menyoroti peranan agama, budaya, dan hubungan luar negeri dalam kehidupan sosial Kerajaan Singasari.

Sejarah Singkat Kerajaan Singasari

Di Malang, Jawa Timur, terdapat sebuah kerajaan beragama Hindu-Buddha yang bernama Singhasari.

Kerajaan ini didirikan pada tahun 1222 masehi oleh seorang penguasa bernama Ken Arok dengan gelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.

Awalnya, kerajaan ini dikenal dengan nama Tumapel, dan ibu kotanya adalah Kutaraja.

Namun, ketika Raja Wisnuwardhana menetapkan putranya, Kertanegara, sebagai pewaris tahta, ia juga mengubah nama ibu kota menjadi Singasari.

Baca Juga: Mengapa Kerajaan Majapahit Dianggap Sebagai Puncak Kejayaan Maritim di Nusantara?

Nama Singasari kemudian lebih populer daripada Tumapel, sehingga banyak orang menyebut kerajaan ini sebagai Kerajaan Singasari.

Pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaannya.

Wilayahnya meliputi Bali, Sunda, sebagian Kalimantan, dan sebagian Sumatera.

Kehidupan Sosial Kerajaan Singasari

Masyarakat Singasari terdiri dari dua kelas utama, yaitu kelas atas (keluarga raja dan bangsawan) dan kelas bawah (rakyat jelata).

Selain itu, ada juga kelompok tetua agama, baik dari Hindu maupun Buddha.

Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Singasari sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan rajanya.

Pada masa Ken Arok, yang menjadi raja pertama dengan gelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi, rakyat hidup dalam keadaan makmur dan sejahtera.

Banyak daerah yang bergabung ke dalam wilayah Kerajaan Tumapel, nama asli dari Singasari.

Namun, situasi berubah ketika Anusapati naik tahta pada tahun 1227.

Raja ini kurang peduli dengan urusan kerajaan, dan lebih suka berjudi, mabuk, dan sabung ayam.

Baca Juga: Kehidupan Sosial Kerajaan Mataram Kuno, Terbagi dalam 4 Kasta

Akibatnya, kehidupan sosial dan ekonomi rakyat menjadi terabaikan dan menurun.

Perbaikan mulai terjadi ketika Wisnuwardhana menggantikan Anusapati pada tahun 1248.

Raja ini memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan mengembangkan kerajaan.

Ia juga menunjuk putranya, Kertanegara, sebagai putra mahkota dan mengubah nama ibu kota menjadi Singasari.

Nama ini kemudian lebih terkenal daripada Tumapel.

Puncak kejayaan Kerajaan Singasari dicapai pada masa pemerintahan Kertanegara, yang berkuasa dari tahun 1268 hingga 1292.

Raja ini berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup Bali, Sunda, sebagian Kalimantan, dan sebagian Sumatera.

Ia juga menata perekonomian dengan baik dan menjalin hubungan baik dengan negara-negara lain.

Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Singasari pun menjadi semakin maju dan makmur.

Kehidupan sosial Kerajaan Singasari adalah salah satu aspek penting yang menunjukkan dinamika dan kemajuan kerajaan tersebut. Dengan mempelajari kehidupan sosial Kerajaan Singasari, kita dapat mengenal lebih dekat salah satu warisan sejarah dan budaya bangsa Indonesia.

Baca Juga: Letak Geografis Kerajaan Mataram Kuno, Ada Dua Gegara Letusan Merapi

Artikel Terkait