Di Balik Kritikan Utang Indonesia yang Tembus Rp7.787 triliun, Sri Mulyani Ungkap Fakta Sesungguhnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Intisari-online.com - Utang Indonesia yang terus meningkat menjadi sorotan publik.

Menurut data Kementerian Keuangan, utang pemerintah per akhir Juni 2023 mencapai Rp7.787 triliun, naik 14,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Banyak pihak yang mengkritik utang Indonesia yang dinilai membahayakan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membantah anggapan tersebut.

Ia mengungkapkan fakta sesungguhnya di balik utang Indonesia.

Pertama, Sri Mulyani menegaskan bahwa utang Indonesia masih dalam batas aman dan terkendali.

Ia mengatakan bahwa rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih di bawah 40 persen, jauh lebih rendah dari negara-negara maju maupun berkembang lainnya.

Kedua, Sri Mulyani menjelaskan bahwa utang Indonesia digunakan untuk membiayai pembangunan dan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19.

Ia mencontohkan bahwa utang digunakan untuk memperluas jaring pengaman sosial, meningkatkan kapasitas kesehatan, dan mendukung sektor-sektor produktif.

Ketiga, Sri Mulyani menekankan bahwa utang Indonesia memiliki struktur yang sehat dan beragam.

Ia mengatakan bahwa utang Indonesia berasal dari berbagai sumber, baik dalam negeri maupun luar negeri, dengan jangka waktu yang panjang dan bunga yang rendah.

Baca Juga: Sri Mulyani Singgung Gayus Tambunan dan Angin Prayitno Soal Transaksi Rp300 Triliun di Kemenkeu, Ternyata Begini Kasus Keduanya

Keempat, Sri Mulyani menyatakan bahwa utang Indonesia dikelola dengan baik dan transparan.

Ia mengatakan bahwa pemerintah selalu mematuhi aturan dan mekanisme yang berlaku dalam mengelola utang, serta melaporkan secara berkala kepada publik dan lembaga pengawas.

Kelima, Sri Mulyani menjanjikan bahwa utang Indonesia akan dikembalikan dengan tepat waktu dan bertanggung jawab.

Ia juga menjelaskanbahwa pemerintah memiliki strategi untuk meningkatkan pendapatan negara, mengoptimalkan belanja negara, dan mengurangi defisit anggaran.

Dengan demikian, Sri Mulyani berharap agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu negatif tentang utang Indonesia.

Lalu mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendukung pembangunan dan pemulihan ekonomi Indonesia dengan cara yang sehat dan berkelanjutan.

Selain mengungkapkan fakta sesungguhnya di balik utang Indonesia, Sri Mulyani juga memberikan beberapa saran untuk mengatasi tantangan dan risiko yang mungkin timbul akibat utang.

Berikut ini adalah beberapa saran yang disampaikan oleh Sri Mulyani:

Pertama, Sri Mulyani menyarankan agar pemerintah terus melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing Indonesia.

Ia mengatakan bahwa reformasi struktural dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif, memperbaiki infrastruktur dan konektivitas, serta mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Baca Juga: Mengenal Hamengkubuwono VII, Raja Mataram Islam yang Kaya Raya dan Dermawan

Kedua, Sri Mulyani menyarankan agar pemerintah terus menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan untuk mencegah gejolak pasar dan tekanan nilai tukar.

Ia mengatakan bahwa stabilitas makroekonomi dan keuangan dapat dicapai dengan menjaga inflasi yang rendah dan stabil, menjaga cadangan devisa yang cukup, serta mengelola risiko utang dengan hati-hati.

Ketiga, Sri Mulyani menyarankan agar pemerintah terus berkoordinasi dengan lembaga-lembaga lain, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk mengantisipasi perkembangan global yang berdampak pada utang Indonesia.

Ia mengatakan bahwa koordinasi dapat dilakukan dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Dewan Perwakilan Rakyat, lembaga donor, lembaga pemeringkat, dan investor.

Keempat, Sri Mulyani menyarankan agar pemerintah terus berkomunikasi dengan masyarakat untuk memberikan informasi yang akurat dan edukatif tentang utang Indonesia.

Juga mengatakan bahwa komunikasi dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti website, sosial media, webinar, seminar, dan publikasi.

Kelima, Sri Mulyani menyarankan agar pemerintah terus mendengarkan masukan dan kritik dari berbagai pihak yang peduli dengan utang Indonesia. Ia mengatakan bahwa masukan dan kritik dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas dalam mengelola utang.

Dengan demikian, Sri Mulyani berharap agar pemerintah dan masyarakat dapat bersinergi dalam menghadapi tantangan dan risiko yang berkaitan dengan utang Indonesia. Ia yakin bahwa dengan kerjasama yang baik, Indonesia dapat memanfaatkan utang sebagai instrumen pembangunan dan pemulihan ekonomi yang efektif dan efisien.

Artikel Terkait