Di belakang masjid, ada makam para penghulu masjid dan abdi dalem keraton yang berjasa dalam pembangunan dan pemeliharaan masjid.
Masjid Agung Surakarta adalah cagar budaya yang harus dijaga dan dilestarikan keasliannya.
Masjid ini menjadi bukti sejarah perkembangan Islam di Jawa, khususnya di Surakarta.
Masjid ini juga menjadi lambang keagungan dan kebudayaan Kerajaan Mataram Islam yang dipimpin oleh Sunan Pakubuwono II dan para penerusnya.
Selain Sekaten dan Grebeg Maulud, Masjid Agung Surakarta juga menjadi tempat pelaksanaan Grebeg Syawal dan Grebeg Besar.
Grebeg Syawal dilakukan untuk memperingati hari raya Idul Fitri, sedangkan Grebeg Besar dilakukan untuk memperingati hari raya Idul Adha.
Kedua upacara ini juga melibatkan gunungan yang berisi hasil bumi dan hewan kurban.
Grebeg Syawal dan Grebeg Besar juga merupakan tradisi peninggalan dari Kerajaan Demak.
Konon, Sunan Kalijaga pernah membuat gunungan untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Jawa yang masih menganut agama Hindu-Budha.
Gunungan tersebut berisi makanan yang disukai oleh masyarakat Jawa, seperti ketupat, opor ayam, dan rendang.
Dengan cara ini, Sunan Kalijaga berhasil menarik perhatian dan simpati masyarakat Jawa.
Grebeg Syawal dan Grebeg Besar juga memiliki makna simbolis bagi Keraton Surakarta.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR