Secara etnis dan budaya Yahudi, keluarga Oppenheimer yang saat itu tinggal di New York tidak pernah ke sinagoge.
Tanpa menolak identitas mereka sebagai Yahudi, keluarga Oppenheimer memilih untuk menjadi Yahudi-Amerika yang merayakan rasionalisme dan humanisme progresif.
Oppenheimer bukanlah keluarga saintis.
Kakeknya merupakan petani dan pedagang biji-bijian yang hidup di Hanau, timur Frankfurt, Jerman.
Dia ikut bisnis pakaian bersama kenalannya.
Ayah Robert, Julius Oppenheimer, bekerja di bidang impor tekstil dan sukses di New York.
Pada 1914, ketika Perang Dunia I pecah di Eropa, kekayaan bersih Julius mencapai beberapa ratus ribu dollar.
Pendapatan itu membuatnya setara dengan seorang jutawan.
Ketika usianya lima tahun, Robert pergi ke Jerman ikut ayahnya mengunjungi kakeknya.
Ketika di Jerman itulah Robert mendapat ensiklopedia arsitektur dan sebuah kotak berisi sekitar dua lusin sampel batuan yang diberi label dalam bahasa Jerman.
Robert kecil pun menjadi pemburu batu-batuan.
Dia tidak tertarik pada asal-usul geologis bebatuannya, tetapi terpesona oleh struktur kristal dan polarisasi cahayanya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR