Dalam Kongres Pemuda II, Nona Poernomowulan menjadi pembicara utama.
Dia naik ke podium dan membacakan pidato bahwa upaya untuk membangun kecerdasan bangsa harus disertai dengan usaha menciptakan disiplin dan keteraturan dalam pendidikan.
Tidak hanya Poernomowulan, ada juga perempuan lain yang hadir dalam kongres yang menghasilkan Sumpah Pemuda, di antaranya: Siti Sundari, Emma Poeradiredja, Suwarni Pringgodigdo, Johanna Masdani Tumbuan, Dien Pantouw, dan Nona Tumbel.
Perempuan-perempuan yang hadir dalam Kongres Pemuda II bukanlah perempuan biasa. Setiap dari mereka aktif dalam gerakan nasional.
Siti Sundari, yang merupakan adik dari Dr. Sutomo, aktif dalam penerbitan Wanita Sworo, majalah berbahasa Jawa yang terbit di Pacitan pada tahun 1912.
Emma Poeradiredja juga aktif dalam Jong Java, Jong Islamieten Bond, dan mendirikan Istri Pasundan.
Suwarni Pringgodigdo dikenal sebagai pendiri gerakan Istri Sedar. Dien Pantouw adalah istri dari Sunario Sastrowardoyo, penasihat dan pembicara Kongres Pemuda II.
Kongres Pemuda II memiliki peran yang penting dalam berdirinya Kongres Perempuan.
Selain menghasilkan Sumpah Pemuda, tujuan dari Kongres Pemuda II adalah menyatukan pemuda dalam satu wadah organisasi yang sama.
Namun, sayangnya, kongres ini tidak membahas peran perempuan secara mendalam.
Hal ini mendorong perempuan-perempuan yang hadir dalam Kongres Pemuda II untuk mengadakan Kongres Perempuan Indonesia.
Baca Juga: Bagaimanakah Karakteristik Perlawanan Terhadap Belanda Sebelum dan Sesudah Abad ke-19?
KOMENTAR