Geram, Wali Kota Medan Bobby Nasution dukung polisi tembak mati para pelakukan kejahatan begal.
Intisari-Online.com -Pernyataan kontroversial dilontarkan Wali Kota Medan Bobby Nasution terkait maraknya kejahatan begal.
Menantu Presiden Joko Widodo itu meminta polisi untuk menembak mati begal.
"Kejahatan begal dan geng motor saat ini sudah sangat mengkhawatirkan masayarakat," katanya, Jumat (7/7), dilansir Kompas.com.
"Harus ditindak tegas, apalagi para pelaku yang sedahg melakukan aksi tersebut berulang kali."
Dengan serius adik ipar Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka itu menunjukkan kegeramannya.
"Walaupun harus ditembak mati," tegasnya.
Sekadar informasi, belakangan ini,kasus begal di Kota Medan memang memprihatinkan.
Yang paling baru, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Ihsanul Hasibuan dibegal 4 orang pada Rabu (14/6/2023).
Ketika itu korban hendak membeli makanan di Kelurahan Pulo Brayan Darat 1, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Rabu (14/6/2023).
Korban tewas setelah ditendang dari tubuhnya disabet celurit.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Valentino Alfa mengatakan ke 4 pelaku telah diringkus. Identitas mereka Nur Ahmad Aulia (24), Rafli Zafana (19), Andriansyah (20) dan M Rizki (18).
Saat ditangkap mereka melakukan perlawanan sehingga polisi mennembak kaki ke empatnya.
Saat memaparkan kasus itu pada Kamis (22/6/2023), Bobby juga hadir di Mapolrestabes Medan.
Dalam paparan Valentino juga menyoroti maraknya begal dan geng motor yang kerap tawuran di Medan.
Untuk mengantisipasinya, pihaknya melakukan berbagai antisipasi Polda Sumut, Pemko Medan, serta dari TNI.
Tim gabungan ini akan disebar ke beberapa lokasi untuk melakukan patroli demi menghindari aksi tawuran, aksi geng motor, dan lainnya.
“Kita juga melakukan penyekatan di titik masuk dari pada yang diduga geng motor dari luar Kota Medan. Sedangkan yang dari dalam Kota Medan, kita patroli, Kita awasi titik-titik kumpul kelompok ini,” ungkap Valentino di Mapolrestabes Medan.
Salah satu yang kontra adalah Komosi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).
Merekamengecam pernyataan Bobby Nasution yang mendukung untuk menembak mati pelaku begal.
Mereka menganggap pernyataan Bobby tersebut telah mengabaikan HAM dan dinilai mendukung polisi untuk sewenang-wenang.
"Pernyataan yang dilontarkan oleh Wali Kota Medan merupakan pernyataan abai terhadap HAM dan seolah-olah mendukung kepolisian untuk melakukan kesewenang-wenangan," demikian tertulis dalam siaran pers KontraS, dikutip Tribunnews.com, Rabu (12/7).
Kontras menegaskan bahwa Bobby merupakan kepala daerah yang memimpin warga sipil dan sudah seharusnya berperan dalam melindungi dan mengayomi.
Sehingga sudah sepantasnya Bobby dapat mendukung penegakan hukum sesuai perundang-undangan dan prinsip HAM.
"Wali Kota Medan seharusnya mendukung penegakan hukum yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip HAM bukannya secara serampangan mengeluarkan pernyaatan yang berpotensi menimbulkan pelanggaran HAM," tutur Kontras.
Dalam konteks pelaku begal, Kontras menekankan bahwa mereka tetaplah warga negara yang wajib diperlakukan adil dalam proses hukum.
Adapun aturan tersebut pun telah diatur dalam Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 8 Tahun 2009 tentang HAM.
"Perlu digarisbawahi bahwa para 'begal' juga merupakan warga negara yang memiliki hak untuk memperoleh proses hukum secara adil dan oleh Perkap Nomor 8 Tahun 2009 secara tegas diatur bahwa anggota Polri harus menjamin hak setiap orang untuk diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak," kata Kontras.
Kontras mencatat sejak Juli 2022-Juni 2023, ada 29 peristiwa penembakan yang dilakukan aparat (extrajudicial killing) hingga menyebabkan 41 orang meninggal dunia.
Berdasarkan pantauan Kontras tersebut, provinsi Sumatera Utara menjadi wilayah tertinggi se-Indonesia terkait kekerasan aparat.
Dengan catatan tersebut, Kontras pun menilai pernyataan Bobby yang mendukung menembak mati pelaku begal semakin meningkatkan eskalasi kekerasan di Sumatera Utara.
"Pernyataan dari Wali Kota Medan dapat melegitimasi tindakan semacam itu dan meningkatkan eskalasi kekerasan sehingga berpotensi menambah jumlah korban," kata Kontras.
Kontras pun mengungkapkan ada desakan kepada Wali Kota Bobby dan Kapolres Medan, Kombes Valentino Alfa Tatareda.
Kontras mendesak agar pernyataan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut ditarik dan meminta maaf.
"Kapolres Medan untuk memastikan bahwa anggota polisi di lapangan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prosedur perundang-undangan dan standar HAM yang berlaku," ujar Kontras.
Sebelumnya, Bobby bersepakat ketika pelaku begal dan geng motor yang meresahkan warga Medan ditembak mati.
Hal itu disampaikan Bobby Nasution saat menghadiri pemaparan kasus di Polres Pelabuhan Belawan.
Bobby mengungkapkan kasus kejahatan di Kota Medan harus menjadi atensi dan perhatian bersama.
"Tindakan-tindakan kejahatan yang dilakukan di wilayah hukum Polres Belawan, ini akan ditindak tegas secara terukur. Dan apabila masih sering terjadi, (saya) sangat-sangat setuju kalau bisa dihukum yang setegas-tegasnya," kata Bobby Kamis (6/7/2023) dikutip dari Tribun Medan.
Ia mengatakan, dirinya sangat mendukung jika polisi menembak mati begal dan geng motor yang melakukan perlawanan, serta sudah membuat resah masyarakat Kota Medan.
"Hari ini, (kejahatan) di wilayah Kota Medan akan ditindak di lapangan, walaupun harus ditembak mati," kata Bobby.
Dalam kesempatan itu, Bobby juga mengatakan bahwa dirinya sempat melakukan patroli di wilayah hukum Polres Pelabuhan Belawan.
Ia sempat berbincang dengan pedagang yang merasa resah dengan maraknya aksi kejahatan seperti begal dan perampokan.
Meski pedagang tidak terluka secara fisik, kata Bobby, tapi piskis pedagang terganggu akibat teror kejahatan yang kian mengganas.
Atas hal tersebut, Bobby kembali meminta agar kepolisian memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan ini.
Ia menegaskan, dirinya mendukung apabila pelaku kejahatan yang sudah membuat resah, apalagi sampai melukai warga ditembak mati.