Berkuasa Cuma Sehari, Inilah Raja Mataram Islam Dengan Masa Kepemimpinan Tersingkat

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Raden Martapura menjadi raja Mataram Islam dengan masa kepemimpinan terpendek, cuma sehari. Dia digantikan Sultan Agung.
Raden Martapura menjadi raja Mataram Islam dengan masa kepemimpinan terpendek, cuma sehari. Dia digantikan Sultan Agung.

Raden Martapura menjadi raja Mataram Islam dengan masa kepemimpinan terpendek, cuma sehari. Dia digantikan Sultan Agung.

Intisari-Online.com -Mataram Islam ternyata pernah dipimpin oleh seorang raja cuma sehari.

Raja sehari itu adalah Pangeran Arya Martapura atau Raden Martapura.

Raden Martapura merupakan putra Anyakrawati, raja kedua Mataram Islam (1601-1613).

Sebagai anak dari seorang raja, Pangeran Mahaputra diberi gelar sebagai adipati anom (putra mahkota).

Dialah yang dicalonkan menjadi pemimpin Kerajaan Mataram Islam, sepeninggalan Anyakrawati.

Meskipun Pangeran Martapura adalah pewaris sah takhta Kerajaan Mataram Islam, dia hanya diangkat menjadi raja selama satu hari pada 1613.

Posisinya kemudian diserahkan kepada saudara tirinya, Raden Mas Rangsang yang kelak kita kenal sebagai Sultan Agung.

Mengapa Pangeran Martapura hanya dijadikan raja selama satu hari?

Pangeran Martapura punya nama asli Raden Mas Wuryah.

Dia adalah putra dari Raden Mas Jolang (Anyakrawati) dari istri pertamanya, Ratu Tulungayu asal Ponorogo.

Pangeran Martapura lahir di Kotagede, Yogyakarta, pada 1605.

Sebagai anak dari istri pertama Anyakrawati, Pangeran Martapura diberi gelar adipati anom (putra mahkota).

Pangeran Martapura memiliki seorang kakak dari beda ibu, yaitu Raden Mas Rangsang.

Apabila melihat dari gelarnya, Pangeran Martapura yang seharusnya menjadi penerus takhta Kerajaan Mataram Islam setelah sang ayah meninggal.

Namun, pada akhirnya, Anyakrawati justru menunjuk Raden Mas Rangsang sebagai Raja Mataram III.

Pengangkatan Raden Mas Rangsang sebagai raja Mataram masih berkaitan dengan janji yang dimiliki Anyakrawati dengan istri pertamanya.

Janji itu berbunyi:

Akan memberikan takhta Kerajaan Mataram kepada anak dari istri pertama.

Namun, karena selama waktu yang cukup lama, ternyata istrinya tidak memberikan keturunan.

Anyakrawati pun menikah lagi. Anyakrawati dengan istri kedua tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mendapatkan anak.

Setelah Raden Mas Rangsang lahir, barulah istri pertama Hanyokrowati hamil Raden Mas Martapura.

Inilah yang kemudian membuat janji Anyakrawati kepada istri pertamanya tidak berlaku lagi.

Setelah Susuhunan Anyakrawati wafat pada 1613, ia sempat berwasiat supaya takhta Kerajaan Mataram Islam diserahkan kepada Raden Mas Rangsang.

Namun, karena Anyakrawati sudah lebih dulu berjanji kepada Ratu Tulungayu, maka Pangeran Martapura harus dijadikan raja terlebih dahulu selama satu hari, sebagai pemenuhan janji.

Pangeran Martapura pun naik takhta pada 1613, dan keesokan harinya digantikan oleh Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung.

Artikel Terkait