Intisari-online.com - Belakangan pemimpin Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang menjadi sorotan usai ditangkap oleh polisi.
Dirinya dinilai sesat dan dituduh melakukan penistaan agama.
Hal itupun membuat Ponpes Al Zaytun juga menjadi sorotan, dan inilah fakta menarik Ponpes Al Zaytun yang dianggap terbesar se-Asia Tenggara.
Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Ponpes ini memiliki areal lebih dari 1.200 hektare dan dapat menampung ribuan santri dari dalam dan luar negeri.
Namun, ponpes ini juga sering mendapat kritik karena ajaran-ajaran yang dianggap menyimpang dari syariat Islam.
Siapakah sosok pendiri dan pemimpin ponpes ini? Bagaimana sejarah dan perkembangan ponpes ini? Berikut penjelasannya.
Pendiri dan Pemimpin Ponpes Al Zaytun: Panji Gumilang
Pendiri dan pemimpin Ponpes Al Zaytun adalah Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang.
Dia terlahir pada 30 Juli 1946 di Desa Sambung Anyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Dia pernah menempuh pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari International Management Centres Association, Revans University di Inggris.
Baca Juga: Pangeran Cakraningrat IV, Pemberontak Mataram yang Menjadi Sekutu VOC
Panji Gumilang memiliki visi untuk memperbaiki kualitas pendidikan umat Islam dengan mengusung budaya toleransi dan perdamaian.
Dia juga mengklaim dirinya sebagai penerus ajaran Presiden Pertama RI Sukarno atau Bung Karno.
Namun, dia juga sering mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang kontroversial, seperti menganggap Indonesia sebagai tanah suci, membolehkan pria dan wanita bercampur dalam salat Idul Fitri, dan menyanyikan lagu Yahudi.
Dia juga pernah tersandung kasus pemalsuan dokumen kepengurusan Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) pada 2011 dan divonis 10 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Indramayu pada 2012.
Sejarah dan Perkembangan Ponpes Al Zaytun
Ponpes Al Zaytun didirikan oleh Panji Gumilang pada 1 Juni 1993 atau bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1413 Hijriah.
Ponpes ini dibangun di bawah naungan YPI dengan klaim milik umat Islam Indonesia dan bangsa lain di dunia.
Pembangunan ponpes ini dimulai pada 13 Agustus 1996 di atas tanah seluas 1.200 hektare yang berada di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Ponpes ini memiliki fasilitas-fasilitas pendidikan yang lengkap, seperti gedung pembelajaran, asrama siswa putra dan putri, masjid, serta sarana olahraga.
Ponpes ini juga memiliki program-program unggulan, seperti bahasa asing, komputer, seni budaya, olahraga, kewirausahaan, dan kepemimpinan.
Ponpes ini menerima santri dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi.
Ponpes ini juga menampung santri dari berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, Timor Leste, hingga Afrika Selatan.
Ponpes ini pernah mendapat pengakuan dari media Washington Times sebagai ponpes terbesar di Asia Tenggara pada 2005.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Pangeran Mangkubumi Melawan Penyakit Cacar dan Penjajah Belanda
Ponpes ini diketahui memiliki sekitar 10 ribu santri pada tahun 2011.
Ponpes ini juga pernah diresmikan oleh Presiden Ketiga Indonesia, BJ Habibie pada 27 Agustus 1999.
Namun, ponpes ini juga kerap mendapat sorotan karena dugaan ajaran sesat yang dilakukan oleh Panji Gumilang dan para pengikutnya.
Beberapa contoh ajaran sesat yang dituduhkan kepada ponpes ini adalah salam dengan cara Yahudi, menganggap Indonesia sebagai tanah suci, membolehkan pria dan wanita bercampur dalam salat Idul Fitri, dan menyanyikan lagu Yahudi.
Ponpes ini juga dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia (NII) KW9.
Pada Juni 2023, ponpes ini didemo oleh massa yang tergabung dalam Forum Indramayu Menggugat (FIM).
Mereka menuntut agar dugaan ajaran sesat di ponpes ini diusut tuntas.
MUI Jabar juga membentuk tim khusus untuk mengungkap dugaan ajaran sesat di ponpes ini.
Panji Gumilang pun diminta untuk memberikan klarifikasi kepada pihak berwenang terkait kontroversi yang menimpanya.
Demikianlah sejarah dan perkembangan Ponpes Al Zaytun, ponpes terbesar di Asia Tenggara yang dibangun oleh Panji Gumilang.
Meskipun memiliki fasilitas dan prestasi yang membanggakan, ponpes ini juga harus menghadapi berbagai kritik dan tuntutan karena ajaran-ajaran yang dianggap menyimpang dari syariat Islam.