"Sejak itu pula warga Dusun Medang berinisiatif beramai-ramai beraktivitas mencari emas maupun perhiasan berharga di areal persawahan miliknya. Hasilnya memuaskan," kata Kepala Desa Banjarejo, Ahmad Taufik kepada Kompas.com.
Menurut Taufik, lahan pertanian yang dijadikan sasaran pencarian emas memang sengaja tidak dipergunakan untuk bercocok tanam.
Sekitar 20 hektar sawah dianggurkan karena diyakini terkandung barang berharga di dalamya.
Warga Dusun Medang pun kini sudah terampil mencari emas seperti layaknya metode penambangan emas.
Fenomena tak lazim ini gencar dilakukan saat memasuki musim penghujan.
"Karena saat hujan tanah menjadi lembek dan berlumpur. Memudahkan pencarian emas. Minimal setiap kami beraksi jika dikumpulkan bisa dapat satu ons emas berupa serbuk. Hasilnya kami bagi rata. Ada juga yang mendapat perhiasaan kerajaan maupun patahan emas. Kebetulan beberapa hari ini hujan," kata warga Dusun Medang, Suwadi (48).
Beberapa tahun ini, masyarakat Kabupaten Grobogan dihebohkan dengan fenomena penemuan fosil-fosil hewan purbakala serta benda-benda yang diklaim sebagai bukti peninggalan kerajaan di Desa Banjarejo.
Sejauh ini tercatat sudah terkumpul sebanyak 850 patahan fosil dari 15 jenis hewan purbakala mulai dari gajah, kudanil, badak, rusa, serigala, kura-kura, buaya, sungai, siput, kerang, kerbau dan sebagainya.
Entah itu temuan warga maupun para peneliti yang melakukan penelusuran di Desa Banjarejo.
Adapun untuk penemuan yang diakui sebagai peninggalan zaman kerajaan, warga menemukan sejumlah perhiasaan, koin kuno, guci, lumpang batu, yoni, artefak dan lesung.
Bahkan, pada Oktober 2015, ditemukan fondasi bangunan dengan struktur batu bata yang berukuran besar (40 x 20 x 9 cm).
Fondasi bangunan yang masih tersusun rapi itu ditemukan terpendam di tengah areal persawahan setempat.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR