Mengenang Peristiwa 15 Juni 2015, Pesawat Hercules C-130 yang Jatuh di Medan Membawa 113 Orang, Termasuk Keluarga Militer

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Peristiwa jatuhnya C-130 Hercules milik TNI AU, di Medan.
Peristiwa jatuhnya C-130 Hercules milik TNI AU, di Medan.

Intisari-online.com - Pada 30 Juni 2015, sebuah pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara mengalami kecelakaan di Medan, Sumatera Utara.

Pesawat tersebut baru berangkat dari Pangkalan Udara Soewondo dan akan terbang ke Tanjung Pinang, Riau.

Namun, tak lama setelah lepas landas, pilot pesawat melaporkan adanya gangguan teknis dan memohon izin untuk kembali ke pangkalan.

Sayangnya, pesawat gagal mendarat dengan aman dan menabrak beberapa bangunan di sekitar tempat kejadian.

Pesawat yang sudah berumur 51 tahun itu mengangkut 113 orang, yang terdiri dari 12 awak dan 101 penumpang.

Penumpang tersebut adalah anggota TNI dan keluarga militer yang akan pindah atau mutasi tugas ke berbagai wilayah.

Tidak ada orang sipil yang menjadi penumpang pesawat tersebut.

Semua penumpang dan awak pesawat meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.

Selain itu, ada juga 22 orang di darat yang tewas karena tertimpa puing-puing pesawat dan bangunan.

Kecelakaan pesawat Hercules C-130 ini menjadi salah satu bencana penerbangan terparah di Indonesia.

Ini juga merupakan kecelakaan ketiga yang melibatkan pesawat jenis ini dalam sepuluh tahun terakhir.

Baca Juga: Jenderal Soedirman, Sosok Panglima TNI Pertama dan Diberi Gelar Jenderal Besar pada 27 Juni 1947

TNI AU telah melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti jatuhnya pesawat dan mengambil tindakan pencegahan agar tidak terjadi lagi.

Sementara itu, semua pesawat Hercules C-130 dilarang terbang sampai ada keputusan lebih lanjut.

Keluarga korban yang ditinggalkan merasakan kesedihan dan kehilangan yang mendalam atas musibah ini.

Mereka berharap agar pihak-pihak yang bertanggung jawab dapat memberikan bantuan dan pertanggungjawaban secara optimal.

Mereka juga menginginkan agar TNI AU dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan penerbangannya agar tidak ada lagi nyawa yang hilang sia-sia.

Setelah kecelakaan terjadi, tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, PMI, dan relawan bergerak cepat untuk melakukan evakuasi korban dan puing-puing pesawat.

Proses evakuasi berlangsung cukup sulit karena banyak korban yang tertimbun bebatuan dan bangunan yang runtuh akibat tertabrak pesawat.

Selain itu, tim juga harus mencari senjata yang ikut terbawa dalam pesawat tersebut.

Korban yang berhasil dievakuasi dibawa ke Rumah Sakit Adam Malik, Medan, untuk dilakukan identifikasi.

Namun, banyak jenazah yang sulit dikenali karena kondisinya sudah tidak utuh atau hangus terbakar.

Tim DVI Polri harus melakukan tes DNA untuk memastikan identitas korban. Keluarga korban yang datang ke rumah sakit harus bersabar menunggu hasil tes DNA tersebut.

Baca Juga: Bukan Tentara Biasa, Sosok Prajurit TNI AD Ini Sudah Sumbang 7 Medali Emas SEA Games Untuk Indonesia

Menurut data dari TNI AU, jumlah korban tewas akibat kecelakaan pesawat Hercules C-130 ini mencapai 143 orang, termasuk 22 orang di darat.

Sebagian besar korban adalah prajurit TNI dan keluarga militer yang akan pindah atau mutasi tugas ke berbagai daerah.

Mereka berasal dari Jakarta, Pekanbaru, Dumai, dan Medan. Mereka juga memiliki tujuan akhir ke Tanjung Pinang, Ranai, Pontianak, dan Yogyakarta.

Tanggung Jawab dan Pencegahan

Kecelakaan pesawat Hercules C-130 ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Indonesia.

Mereka berharap agar pihak-pihak yang bertanggung jawab dapat memberikan bantuan dan pertanggungjawaban secara maksimal.

Mereka juga menginginkan agar TNI AU dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan penerbangannya agar tidak ada lagi nyawa yang melayang sia-sia.

TNI AU sendiri telah mengambil langkah-langkah untuk menangani dampak dari kecelakaan ini.

Selain melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti jatuhnya pesawat, TNI AU juga memberikan santunan kepada keluarga korban sebesar Rp 100 juta per orang.

TNI AU juga menggelar upacara penghormatan terakhir bagi para korban di Lanud Soewondo pada 3 Juli 2015.

Selain itu, TNI AU juga mengambil tindakan pencegahan agar tidak terjadi lagi kecelakaan serupa di masa depan.

TNI AU melarang semua pesawat Hercules C-130 terbang hingga ada keputusan lebih lanjut.

Kemudian TNI AU juga berencana untuk memperbarui armada pesawatnya dengan membeli pesawat-pesawat baru yang lebih modern dan canggih.

TNI AU juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan para prajurit dan awak pesawatnya.

Artikel Terkait