Sosok Soedjono Hoemardani, Jenderal TNI Gondrong yang Jadi Guru Spiritual Soeharto

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Sosok Soedjono Hoemardani, guru spiritual Soeharto.
Sosok Soedjono Hoemardani, guru spiritual Soeharto.

Intisari-online.com -Soedjono Hoemardani adalah salah satu tokoh sejarah yang memiliki hubungan dekat dengan Soeharto, presiden kedua Indonesia.

Ia adalah jenderal TNI yang berpenampilan gondrong dan nyentrik, berbeda dengan prajurit TNI lainnya.

Juga dikenal sebagai guru spiritual Soeharto yang sering dimintai saran dalam bidang klenik.

Namun, ia juga memiliki peran penting dalam bidang ekonomi dan perdagangan, serta mendirikan sebuah lembaga penelitian strategis internasional.

Soedjono Hoemardani lahir pada 23 Desember 1919 di Solo, Jawa Tengah.

Ia adalah anak dari seorang abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta yang juga seorang pedagang di Carikan, barat Pasar Klewer Solo.

Sebagai anak abdi dalem, Soedjono mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan.

Ia menamatkan sekolah menengah di Solo dan kemudian melanjutkan ke Sekolah Tinggi Ekonomi di Jakarta.

Karier

Soedjono Hoemardani memulai karier militernya pada tahun 1945, saat ia bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal TNI.

Ia kemudian menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Republik Indonesia (TRI), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ia juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan Belanda dan Jepang.

Baca Juga: Momen Hari Raya Idul Adha, Ini Sosok Orang Indonesia Pertama Yang Naik Haji

Soedjono Hoemardani mendapat pangkat jenderal pada tahun 1966, saat ia menjadi Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto Bidang Ekonomi dan Perdagangan.

Ia bertugas untuk membantu Soeharto dalam mengurus masalah-masalah ekonomi dan perdagangan, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Kemudian juga menjadi wakil komandan dari keibodan, sebuah pasukan khusus yang dibentuk oleh Soeharto untuk mengawal keamanannya.

Hubungan dengan Soeharto

Soedjono Hoemardani memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Soeharto.

Ia tidak hanya menjadi asisten pribadi dan wakil komandan dari keibodan, tetapi juga menjadi guru spiritual Soeharto.

Beliau sering dimintai saran oleh Soeharto dalam bidang klenik, yaitu ilmu gaib yang berkaitan dengan hal-hal mistis dan supranatural.

Juga sering memberikan ramalan-ramalan tentang masa depan Indonesia dan dunia kepada Soeharto.

Soedjono Hoemardani sangat disayangi oleh Soeharto. Hal ini terlihat saat ia meninggal dunia pada 12 Maret 1986 di Tokyo, Jepang karena sakit jantung.

Prosesi pemakamannya disiarkan secara langsung oleh TVRI, saluran televisi nasional Indonesia saat itu.

Dalam siaran tersebut, tampak Soeharto menangis di depan makam Soedjono Hoemardani.

Baca Juga: Kenapa Sapi Menangis saat Kurban Menurut Islam dan Menurut Sosok Dokter Hewan?

Ini merupakan momen langka yang menunjukkan sisi emosional dari The Smiling General.

Warisan

Soedjono Hoemardani meninggalkan warisan yang berharga bagi Indonesia dan dunia.

Ia adalah salah satu pendiri dan ketua kehormatan dari Center for Strategic International Studies (CSIS), sebuah lembaga penelitian dan kajian strategis internasional yang berbasis di Jakarta.

CSIS didirikan pada tahun 1971 dengan tujuan untuk memberikan analisis dan rekomendasi tentang isu-isu politik, ekonomi, sosial, dan keamanan yang relevan bagi Indonesia dan dunia.

CSIS telah menjadi salah satu lembaga penelitian terkemuka di Asia dan dunia.

CSIS memiliki hubungan kerjasama dengan berbagai lembaga penelitian lainnya di berbagai negara.

CSIS juga memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebijakan publik dan diplomasi Indonesia. CSIS telah menghasilkan banyak karya-karya ilmiah dan publikasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Artikel Terkait