Sosok Ranggalawe, Pahlawan Tuban yang Berontak Melawan Majapahit

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Ranggalawe, pahlawan Tuban yang dikenal karena pemberontakan Majapahit.
Ilustrasi - Ranggalawe, pahlawan Tuban yang dikenal karena pemberontakan Majapahit.

Intisari-online.com -Ranggalawe adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit.

Ia adalah anak dari Arya Wiraraja, bupati Sumenep yang menjadi teman dan penasehat Raden Wijaya, pendiri Majapahit.

Ranggalawe terkenal sebagai orang yang pemberani, tegas, dan pintar dalam berperang dan bernegosiasi.

Namun, ia juga memiliki sifat buru-buru, ceroboh, dan mudah tersentuh.

Karena hal-hal tersebut, ia akhirnya memberontak terhadap Majapahit dan gugur dalam pertempuran melawan Kebo Anabrang, sahabatnya sendiri.

Latar Belakang

Ranggalawe lahir di Tanjung, sebuah desa di Pulau Madura sebelah barat.

Ia adalah anak dari Arya Wiraraja, bupati Songeneb (nama lama Sumenep) yang memiliki hubungan dekat dengan Raden Wijaya sejak masa Kerajaan Singasari.

Arya Wiraraja adalah salah satu pejabat Singasari yang dimutasi oleh Kertanegara karena dianggap tidak setia.

Namun, ia kemudian membantu Raden Wijaya melarikan diri dari pengejaran Jayakatwang, raja Kadiri yang membunuh Kertanegara dan menghancurkan Singasari.

Arya Wiraraja juga membantu Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol yang datang untuk menyerang Kadiri sebagai balas dendam atas penghinaan Kertanegara terhadap utusan Kubilai Khan.

Baca Juga: Momen Hari Raya Idul Adha, Ini Sosok Orang Indonesia Pertama Yang Naik Haji

Dengan bantuan pasukan Mongol, Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang dan mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293.

Sebagai hadiah atas jasanya, Arya Wiraraja diberi wilayah Madura sebagai daerah kekuasaannya.

Perjuangan

Ranggalawe ikut andil dalam perjuangan Raden Wijaya mendirikan Majapahit.

Ia dikirim oleh ayahnya untuk membantu Raden Wijaya membuka Hutan Tarik (di sebelah barat Tarik, Sidoarjo sekarang) menjadi sebuah desa pemukiman bernama Majapahit.

Ia juga membawa 70 ekor kuda dari Bima sebagai kendaraan perang Raden Wijaya dan para pengikutnya dalam menyerbu Kadiri.

Dalam penyerangan terhadap ibu kota Kadiri, Ranggalawe berada dalam pasukan yang menggempur benteng timur kota Kadiri.

Ia berhasil menewaskan pemimpin benteng tersebut yang bernama Sagara Winotan.

Juga terlibat dalam perundingan mengenai siasat perang dengan pasukan Mongol dan tidak segan-segan menyampaikan pendapatnya secara lantang kepada Raden Wijaya.

Jabatan

Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit.

Menurut Kidung Ranggalawe, atas jasa-jasanya dalam perjuangan Ranggalawe diangkat sebagai bupati Tuban yang merupakan pelabuhan utama Jawa Timur saat itu.

Tuban adalah daerah yang strategis dan kaya akan hasil bumi seperti garam, ikan, dan kayu. Ranggalawe memerintah Tuban dengan baik dan adil.

Kemudian ia juga membangun beberapa candi dan prasasti sebagai tanda kebesaran dan keagungan Majapahit.

Baca Juga: 10 Balasan dan Jawaban Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2023, untuk Sosok Orang Tua, Teman, hingga Rekan Kerja

Pemberontakan

Namun, keberhasilan Ranggalawe sebagai bupati Tuban ternyata menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan para pejabat Majapahit lainnya.

Salah satunya adalah Mahapati Halayudha, perdana menteri Majapahit yang licik dan ambisius.

Mahapati Halayudha merasa terancam oleh popularitas dan pengaruh Ranggalawe di Tuban.

Ia pun mulai menyebarkan fitnah dan desas-desus bahwa Ranggalawe akan melakukan pemberontakan terhadap Majapahit.

Fitnah tersebut akhirnya sampai ke telinga Raden Wijaya yang saat itu sudah tua dan lemah. Raden Wijaya pun menjadi curiga dan marah kepada Ranggalawe.

Ia memerintahkan Nambi, bupati Lamajang, untuk menyerang Tuban dan menangkap Ranggalawe.

Nambi pun menyerang Tuban ditemani oleh Lembu Sora dan Kebo Anabrang, sahabat-sahabat Ranggalawe sendiri.

Ranggalawe yang merasa tidak bersalah dan tidak terima dengan tuduhan Raden Wijaya, memutuskan untuk melawan.

Ia memimpin pasukan Tuban untuk menghadapi pasukan Majapahit yang datang menyerang. Pertempuran sengit pun terjadi di Sungai Tambak Beras, dekat Tuban.

Dalam pertempuran tersebut, Ranggalawe dan Kebo Anabrang sama-sama tewas di tangan satu sama lain.

Ranggalawe tewas karena ditusuk oleh tombak Kebo Anabrang, sedangkan Kebo Anabrang tewas karena digigit oleh Ranggalawe.

Warisan

Kematian Ranggalawe sebagai pemberontak pertama dalam sejarah Majapahit menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat.

Ada yang menganggapnya sebagai pengkhianat yang tidak setia kepada raja, ada juga yang menganggapnya sebagai pahlawan yang berani membela kebenaran dan keadilan.

Nama besarnya dikenang sebagai pahlawan oleh masyarakat Tuban sampai saat ini.

Ia juga menjadi tokoh inspiratif bagi banyak seniman dan budayawan yang menciptakan karya-karya sastra, seni, dan budaya tentang sosoknya.

Artikel Terkait