Persahabatan Indonesia-Mesir, Hubungan Spesial yang Berawal dari Peristiwa 10 Juni 1947

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Panitia penmbela Indonesia yang terdiri dari para pembesar-pembesar Mesir Arab.
Panitia penmbela Indonesia yang terdiri dari para pembesar-pembesar Mesir Arab.

Intisari-online.com - Indonesia dan Mesir menjalin hubungan spesial yang bersumber dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Mesir adalah negara pertama yang memberikan pengakuan resmi terhadap kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1947.

Keputusan ini didorong oleh dukungan Liga Arab, organisasi yang beranggotakan negara-negara Arab, terhadap aspirasi kemerdekaan Indonesia.

Setelah pengakuan itu, Indonesia dan Mesir menandatangani perjanjian persahabatan dan kerjasama pada 10 Juni 1947 di Kairo, Mesir.

Perjanjian ini sekaligus menandai dimulainya hubungan diplomatik antara kedua negara.

Pihak Indonesia diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim, AR Baswedan, Nazir Pamoentjak, dan Rasjidi.

Sedangkan pihak Mesir diwakilkan oleh Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Mahmud Fahmi Nokrashi.

Perjanjian persahabatan ini merupakan salah satu bukti adanya pengakuan kedaulatan Indonesia secara de facto dan de jure oleh Mesir.

Dokumen negara Mesir menyebutkan bahwa pada tanggal 10 Juni 1947, rapat kabinet memutuskan untuk memberikan pengakuan kedaulatan Indonesia.

Keputusan ini bermula dari adanya nota (surat) dari Kementerian Luar Negeri Mesir yang dikirim pada 22 Mei 1947.

Kementerian Luar Negeri Mesir dalam suratnya meminta agar pemerintah memberikan pengakuan atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.

Baca Juga: Belajar Dari Peristiwa Penipuan iPhone Rihana-Rihani, Kenapa Kita Ngebet Punya iPhone Walau Mahal?

Peristiwa 10 Juni 1947 ini merupakan momentum pembentukan solidaritas internasional untuk Indonesia.

Mesir berperan sangat penting dalam membantu Indonesia memperoleh dukungan dari negara-negara Arab dan Islam lainnya.

Selain itu, Mesir juga memberikan bantuan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan kepada Indonesia.

Hubungan spesial antara Indonesia dan Mesir terus berlanjut hingga saat ini.

Kedua negara saling mendukung dalam berbagai isu regional dan global.

Kerjasama di bidang perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan, budaya, agama, dan lainnya terus berkembang.

Selain itu, kedua negara juga memiliki komunitas diaspora yang besar dan aktif di masing-masing negara.

Indonesia dan Mesir tidak hanya memiliki hubungan historis, tetapi juga hubungan strategis di era global.

Kedua negara saling mendukung dalam berbagai isu penting di forum internasional, seperti isu Palestina, Afghanistan, Ukraina, dan lainnya.

Kedua negara juga memiliki kesamaan visi dan misi dalam memperjuangkan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara.

Indonesia-Mesir juga menjalin hubungan diplomatik yang erat. Kerjasama di pelbagai bidang juga menjadi kesepakatan keduanya.

Baca Juga: Bikin Penasaran, Inilah Sosok Yang Memegang Saham Mayoritas PT Freeport Indonesia

Bahkan, kerjasama Indonesia dengan Mesir yang paling signifikan yakni terkait bidang pendidikan.

Banyak mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Mesir, terutama di Universitas Al Azhar yang merupakan pusat keilmuan Islam dunia.

Sebaliknya, banyak mahasiswa Mesir yang belajar bahasa Indonesia di Indonesia, terutama di Fakultas Bahasa dan Terjemahan Universitas Al Azhar, Kairo¹.

Selain pendidikan, Indonesia dan Mesir juga meningkatkan kerjasama di bidang perdagangan, investasi, pariwisata, kesehatan, dan lainnya.

Pada tahun 2023, kedua negara menandatangani Nota Kesepahaman Joint Trade Commitee (JTC) untuk meningkatkan kerja sama perdagangan antara Indonesia-Mesir.

Selain itu, kedua negara juga melakukan perjanjian imbal dagang untuk produk kurma dan kopi.

Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai perdagangan kedua negara yang pada tahun 2021 mencapai USD 1,86 miliar atau sekitar Rp 25,8 triliun.

Artikel Terkait