Freeport muncul di Indonesia seiring dengan naiknya Soeharto dan Orde Baru. Disebut-sebut dalam WA Haris Azhar kepada Luhut Binsar Panjaitan.
Intisari-Online.com - Dalam sidang kasus dugaan pencemaraan nama baik Luhut Binsar Panjiantan terungkap fakta bahwa Haris Azhar kerap berkirim pesan dengan Menteri Koordiantor Bidang Maritim dan Investasi tersebut.
Dalam pesan yang dikirim oleh Haris Azhar, terduga dalam kasus ini, salah satunya menyebut-nyebut soal Freeport yang ada di Papua.
Menarik, bagaimana tambang asal Amerika Serikat ini bisa menguasai logam mulia di Papua?
Keberadaan Freeport di Indonesia tak lepas dari jatuhnya kekuasaan Presiden Sokarno dan kepemimpinan Presiden Soeharto.
Soeharto yang kala itu menjadi Presiden ke-2 RI menggantikan Soekarno, memberikan izin kepada Freeport Sulphur of Delaware untuk menambang di Papua.
Izin tersebut diberikan Soeharto pada 7 April 1967, belum genap dua bulan setelah resmi menjadi presiden kedua Indonesia.
Freeport adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA) pertama di Tanah Air.
Dilansir dari Kontan, selama masa pemerintahan Orde Lama, Presiden Soekarno sama sekali belum pernah mengizinkan investasi perusahaan asing di Indonesia.
Saat Orde Baru masih berumur jagung, ekonomi Indonesia terbilang masih karut-marut.
Meletusnya peristiwa G30S dan huru-hara di sejumlah daerah pasca-peralihan kekuasaan membuat situasi ekonomi tidak stabil.
Salah satunya adalah inflasi yang mencapai 600-700 persen yang ditandai dengan meroketnya harga kebutuhan pangan.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR