Meski begitu, ia memahami posisi ibu ketika menghadapi kendala menyusui, seperti bayi dehidrasi, hypoglikemia (rendah gula), bayi sakit dan menolak menyusui, serta bayi lapar karena tidak terpuaskan oleh pengganti ASI.
“Kalau ibu-ibu menemukan masalah-masalah menyusui, disarankan langsung menghubungi konselor, baik dokter laktasi maupun dokter anak. Apalagi Mom Uung punya konselor dokter banyak sekali dan gratis, jadi tidak ada lagi masalah biaya. Menghubungi konselor-konselor Mom Uung sama sama seperti kunjungan ke dokter,” ujarnya dr Taya dikutip dari rilis resmi, Kamis (8/6/2023).
Selain permasalahan tersebut, terdapat empat masalah payudara yang sering muncul pada ibu menyusui, mulai dari mastitis (nyeri dan pengencangan), engorgement (pembengkakan), milk blister (jerawat pada puting) dan cracked nipple (puting sobek). Umumnya, keempat masalah ini ditandai dengan payudara membesar, kencang, merah, dan terasa panas ketika diraba.
“Jika sudah menemui tanda-tanda seperti itu, Ibu wajib ke dokter laktasi. Sebab, bengkak dan nyeri itberasal dari cairan tubuh ibu sendiri. Pertolongan pertama adalah dikompres dengan air dingin untuk mengurangi nyeri atau diperah air susunya. Ibu juga bisa memijat halus payudara secara melingkar ke arah ketiak luar menuju aliran lifatik. Jangan sampai berlanjut jadi masalah serius,” paparnya.
Baca Juga: Perbedaan iPhone IMEI Kemenperin dan iPhone Smartfren Only, Penting!
Supaya tidak panik dan berujung stres, dr. Taya juga menyarankan agar ibu menyusui tidak terpatokan dengan lama durasi memberi ASI, karena setiap bayi kebutuhannya tidak sama. Di samping itu, bayi juga bisa mengetahui kapan ia kenyang dan akan berhenti menyusu.
“Untuk usia bayi baru lahir sebentar-sebentar saja, meningkat bertahap. Tidak harus 15-30 menit, jadi jangan menjadi beban kalau bayinya sebelum 15 menit sudah tenang dan tertidur. Sebab ada kalanya bayi hanya haus sehingga minum sedikit cukup,” lugasnya.
Senada, Founder Mom Uung, Uung Victoria Finky juga berbagi cerita seputar perjuangannya memberi ASI. Menurtnya, ia pernah mengalami kesulitan mendapatkan akses edukasi menyusui. Padahal, anaknya saat itu memiliki berat badan di bawah indikator Kartu menuju Sehat (KMS).
Memahami besarnya perjuangan ibu dalam menyusui, Uung pun tergerak untuk membuka edukasi menyusui, konsultasi menyusui gratis, dan menciptakan produk ASI booster. Berbekal pengalamannya sebagai pejuang ASI, serta didukung oleh sang suami Jonathan Handoko Putra, Uung pun rutin memberikan informasi tentang ASI melalui akun Instagram pribadi miliknya, @uungvf.
“Tujuannya mempermudah penyampaian edukasi mengenai pemberian ASI. Jangan sampai ibu-ibu di luar sana merasakan apa yang saya alami. Ini kemudian menjadi latar belakang kehadiran Mom Uung,” jelasnya.
Baca Juga: Cara Menambah Titik Alamat Rumah dan Warung di Google Maps!
Lewat akun sosial medianya, ia membagikan konten parenting, ASI sedikit, puting lecet, berat badan anak kurang, hingga bagaimana ibu-ibu menyiapkan mental ketika lingkungan sekitar tidak mendukung ibu saat pemberian ASI. Konten yang edukatif tersebut berhasil menarik followers hingga 134 ribu pengikut.
Tak hanya edukasi, Uung juga berhasil menyabet penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori layanan konsultasi menyusui online terbanyak selama 24 jam non-stop dan gratis di Indonesia.
Selain aksi dan penghargaan tersebut, Uung juga telah melayani 250.000 konsultasi dari para ibu dari seluruh penjuru Indonesia. Konsultasi ini terbuka bagi siapa saja dan bisa dilakukan melalui kunjungan ke rumah, offline di kantor Mom Uung yang berada di Kota Surabaya, hingga video call dan online chat.
“Kami bersyukur karena Mom Uung dapat melayani konsultasi gratis untuk ibu menyusui. Kehadiran saya dan tim Mom Uung bukan semata-mata bukan untuk mencari keuntungan, melainkan untuk mengentaskan angka stunting di Indonesia. Harapnnya, amasa depan generasi penerus bangsa ini mampu bersaing dengan negara lain karena memiliki kualitas tumbuh kembang yang baik,” pungkas Uung.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR