Mahfud MD mengaku sempat ditawari jadi cawapres Anies Baswedan. Tapi tawaran itu dia tolak, takut koalisi terpecah.
Intisari-Online.com -Mahfud MD kembali mendapat tawaran jadi calon wakil presiden (cawapres).
Kali ini tawaran itu datang dari calon presiden Anies Baswedan.
Tapi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamaanan itu menolak.
Apa yang membuat Mahfud MD menolak tawaran tersebut?
Salah satu alasan penolakan itu karena Mahfud MD tak mau Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) nantinya pecah jika dia menerima tawaran tersebut.
"Saya sampaikan juga itu kepada Ketua Umum PKS Pak Syaikhu ketika datang ke rumah saya," kata Mahfud MD, Senin (5/6) dilansir Kompas.com.
"Bagaimana kalau bapak menjadi cawapresnya Anies? Saya bilang, 'Jangan saya, nanti malah pecah.'"
Jika KPP sudah pecah, Mahfud khawatir, Anies Baswedan gagal maju ke Pilpres 2024.
"Anies, kalau nanti koalisinya enggak setuju, malah Anies-nya nanti enggak dapat tiket kalau satu partainya keluar (dari koalisi)," kata Mahfud.
"Nah saya akan menjaga pemilunya, saya bilang agar pemilu terselenggara, itu saja."
Sebelumnya, Ahmad Syaikhu mengaku datang ke rumah Mahfud MD ketika melakukan safari politik ke sejumlah tokoh nasional.
Tujuan safari itu adalah mencari sosok cawapres yang nantinya akan mendampingi Anies Baswedan pada Pemilu 2024.
"Ya tadi saya bilang, kami silaturahmi ke Pak Mahfud," ujar Syaikhu saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (18/4).
Syaikhu mengungkapkan, dalam beberapa hari terakhir, dia banyak bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh bangsa.
Dia secara spesifik mengakui bahwa tujuannya berkeliling adalah untuk mencari sosok pendamping Anies pada Pilpres 2024.
"Dalam rangka mencari siapa pasangan Pak Anies Rasyid Baswedan," kata Syaikhu.
Menurut Syaikhu, sosok-sosok yang didatanginya adalah tokoh-tokoh yang kerap muncul dalam survei terkait Pilpres 2024.
Hanya saja, Syaikhu enggan membocorkan identitas sejumlah tokoh yang telah didatanginya.