Informasi-informasi itu kemudian ia sampaikan kepada Mayor Hartadi melalui sandi-sandi rahasia.
Berkat informasi dari Sumeni, Mayor Hartadi dan pasukannya dapat melakukan serangan-serangan mendadak dan efektif terhadap markas Belanda.
Salah satu serangan terbesar yang dilakukan oleh Tentara Pelajar adalah pada tanggal 21 Juli 1947.
Ketika mereka berhasil menghancurkan PG Mojo dan membunuh sekitar 200 tentara Belanda.
Serangan ini merupakan pukulan telak bagi Belanda dan menjadi salah satu kemenangan besar bagi Indonesia dalam perang kemerdekaan.
Sumeni tidak hanya berperan sebagai mata-mata, tetapi juga sebagai pejuang yang ikut bertempur di medan perang.
Ia bahkan sempat terluka parah akibat ledakan granat saat berada di garis depan pertempuran.
Namun, ia tetap bertahan dan berjuang hingga akhir.
Sayangnya, nasib Sumeni setelah kemerdekaan Indonesia tidak diketahui dengan pasti.
Menurut beberapa sumber, ia meninggal dunia pada tahun 1950 karena sakit.
Namun, menurut sumber lain, ia masih hidup hingga tahun 1960-an dan menikah dengan seorang tentara Indonesia.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR