Intisari-Online.com -Artikel berjudul "Kegigihan B.J. Habibie dalam Menuntut Ilmu" menggambarkan perjuanganmantan Presiden RI tersebut dalam mengejar cita-citanya.
Di mana dalam artikel tersebut dijelaskan bagaimanabeliau berani mengambil tantangan untuk kuliah di Jerman dengan biaya sendiri.
Lalu, sebenarnya apa sajahikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah "Kegigihan B.J. Habibie dalam Menuntut Ilmu".
Secara singkat, terdapat lima poin, yaitu:
1) Kita harus memiliki cita-cita yang tinggi dan berani mengambil tantangan untuk mewujudkannya.
2) Kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki dan berusaha untuk mengoptimalkan potensi diri kita.
3) Kita harus rajin belajar dan menuntut ilmu tanpa mengenal lelah dan putus asa.
4) Kita harus menjaga nilai-nilai dan identitas kita sebagai bangsa Indonesia, meskipun berada di negeri orang.
5) Kita harus berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara dengan menggunakan ilmu dan keterampilan yang kita miliki.
Kelimahikmah atau pelajaran tersebut akan diulas lebih dalam sebagai berikut.
Baca Juga: Kondisi Sosial Masyarakat Andalusia Sebelum Kedatangan Bangsa Muslim
Miliki Cita-cita yang Tinggi dan Berani Mengambil Tantangan
B.J. Habibie tidak puas dengan pendidikan yang ia dapatkan di ITB Bandung. Ia ingin belajar lebih banyak tentang teknologi pesawat terbang di Jerman, negara yang terkenal dengan kemajuan industri dan ilmunya.
Ia memutuskan untuk melanjutkan S1 dan S2 di Jerman meskipun harus meninggalkan keluarga dan teman-temannya di Indonesia.
Ia juga tidak bergantung pada beasiswa, melainkan menggunakan biaya dari orang tuanya yang bukan dari kalangan kaya. Ini menunjukkan bahwa beliau memiliki cita-cita yang tinggi dan berani mengambil tantangan untuk mewujudkannya.
Bersyukur dengan Apa yang Kita Miliki dan Berusaha untuk Mengoptimalkan Potensi Diri
B.J. Habibie tidak mengeluh dengan kondisi hidupnya di Jerman yang jauh dari kemewahan. Ia tinggal di tempat yang sederhana dan berjalan kaki dari rumah ke kampus untuk menghemat biaya transportasi.
Ia juga tidak membuang-buang waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, melainkan fokus pada belajar dan menuntut ilmu. Ia bersyukur dengan apa yang ia miliki dan berusaha untuk mengoptimalkan potensi dirinya.
Hasilnya, ia berhasil menyelesaikan S1 dan S2 dengan hasil yang luar biasa, bahkan melanjutkan ke program Doktor dan meraih gelar Doktor dalam bidang teknologi pesawat pada usia 28 tahun.
Rajin Belajar dan Menuntut Ilmu Tanpa Mengenal Lelah dan Putus Asa
B.J. Habibie tidak pernah berhenti belajar dan menuntut ilmu. Ia selalu ingin menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidangnya. Ia juga tidak takut menghadapi permasalahan dan tantangan yang ada di depannya.
Ia selalu mencari solusi dan cara terbaik untuk menyelesaikannya. Ia rajin belajar dan menuntut ilmu tanpa mengenal lelah dan putus asa.
Baca Juga: Perbedaan Kemajuan Islam Bani Umayyah di Damaskus dengan di Andalusia
Jaga Nilai-nilai dan Identitas Kita sebagai Bangsa Indonesia
B.J. Habibie tidak lupa dengan asal-usulnya sebagai bangsa Indonesia, meskipun tinggal di negeri orang. Ia tetap menjaga nilai-nilai dan identitasnya sebagai bangsa Indonesia.
Ia juga tidak merasa rendah diri atau minder dengan orang-orang Jerman yang mungkin lebih maju dari segi ekonomi atau teknologi.
Ia malah menunjukkan kemampuan dan prestasinya yang melebihi rata-rata orang asing, bahkan orang Jerman sendiri. Ia juga bercanda bahwa ayahnya pernah makan daging orang Jerman seolah dirinya memiliki darah Jerman.
Berkontribusi bagi Kemajuan Bangsa dan Negara
B.J. Habibie tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi atau kelompoknya saja, melainkan juga kepentingan bangsa dan negara.
Ia menggunakan ilmu dan keterampilannya untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara, khususnya dalam bidang teknologi pesawat terbang.
Ia menjadi ilmuwan yang diakui oleh dunia, bahkan menjadi Presiden RI yang membawa perubahan positif bagi Indonesia.
Itulah beberapa hikmah dan pelajaranyang dapat diambil dari kisah "Kegigihan B.J. Habibie dalam Menuntut Ilmu". Semoga kita bisa meneladani sikap dan semangat beliau dalam mencapai cita-cita kita.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Kita Harus Menuntut Ilmu Pengetahuan dan Teknologi