Ayahnya Kepercayaan Sultan Agung, Sosok Ini Justru Jadi Pengkhianat Mataram, Bocorkan Rencana Serangan Ke VOC

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Salah satu faktor yang menyebabkan gagalnya Mataram Islam menyerang VOC di Batavia adalah adanya bocoran dari Tumenggung Endranata.
Salah satu faktor yang menyebabkan gagalnya Mataram Islam menyerang VOC di Batavia adalah adanya bocoran dari Tumenggung Endranata.

Salah satu faktor yang menyebabkan gagalnya Mataram Islam menyerang VOC di Batavia adalah adanya bocoran dari sosok Tumenggung Endranata.

Intisari-Online.com -Siapa yang tak kenal ketokohan dan kebesaran Tumenggung Wiraguna?

Abdi dalem senior kesayangan Sultan Agung ini bahkan pernah diamanahi memegang pemerintahan Mataram Islam selama Sang Sultan sakit keras.

Tapi siapa sangka, anak Wiraguna, Tumenggung Endranata, ternyata adalah seorang pecundang, pengkhianat Mataram Islam.

Setidaknya dua kali pengkhianatan yang pernah dilakukan oleh Tumenggung Endranata, dua-duanya terjadi di masa Sultan Agung.

Dalam sejarahnya, ada beberapa sosok yang pernah membelot dari Mataram Islam.

Salah satunya, seperti yang kita sebut di awa, adalah Tumenggung Endranata.

Tumenggung Endranata merupakan punggawa Mataram, putra dari Tumenggung Wiraguna, abdi dalem kepercayaan Sultan Agung.

Nama asli dari Tumenggung Endranata adalah Ngabehi Mertajaya.

Sebelum berkhianat, Tumenggung Endranata diketahui membantu Sultan Agung dalam menaklukkan Demak dan wilayah sekitarnya.

Akan tetapi, pada akhirnya Tumenggung Endranata justru membelot terhadap Kerajaan Mataram Islam.

Adapun pengkhianatan yang dilakukan Tumenggung Endranata adalah:

- Membocorkan informasi rencana serangan Sultan Agung kepada Belanda

- Memprovokasi Sultan Agung dengan Adipati Pragola II

Pengkhianatan pertama yang dilakukan Tumenggung Endranata adalah membocorkan rencana serangan Sultan Agung kepada pihak Belanda saat sedang menyerang Batavia.

Pasalnya, rencana penyerangan tersebut dibuat oleh Sultan Agung setelah menolak berdamai dengan VOC pada 1628.

Sejak mulai memimpin, Sultan Agung memang berniat untuk mengusir Belanda dari tanah Jawa dan menyatukan seluruh pulau di bawah kekuasaannya.

Namun, dengan bocoran informasi dari Tumenggung Endranata, Belanda pun dapat mempersiapkan pertahanan mereka dengan baik.

Pihak Belanda memperkuat benteng Batavia dan menyiapkan senjata-senjata canggih.

Selain itu, mereka juga mengirim bala bantuan dari Maluku dan Ambon untuk membantu pasukan Batavia.

Pada akhirnya, Kerajaan Mataram Islam gagal menaklukkan Batavia.

Tidak berhenti di situ, Tumenggung Endranata juga melakukan provokasi yang mengakibatkan terjadinya perang saudara antara Sultan Agung dengan Adipati Pragola II, penguasa Pati.

Sultan Agung dengan Pragola II masih memiliki hubungan saudara, tepatnya saudara ipar.

Akan tetapi, karena hasutan dari Tumenggung Endranata, bahwa Pragola II akan memberontak membuat Sultan Agung menyerang Pati.

Penyerangan ini dipimpin langsung oleh Sultan Agung.

Adipati Pragola II tewas di tangan Sultan Agung pada 4 Oktober 1627, setelah tertusuk tombak Kyai Baru milik sang sultan.

Setelah aksi pengkhianatan itu diketahui oleh Sultan Agung, Tumenggung Endranata langsung ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Konon, mayat Tumenggung Endranata kemudian dimutilasi dan dikubur di area Pemakaman Imogiri.

Artikel Terkait