Ia mengadaptasi seni wayang, gamelan, tembang, dan kesenian lainnya untuk menyampaikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat Jawa yang gemar akan hal-hal tersebut.
Ia juga menghormati adat istiadat dan tradisi lokal yang tidak bertentangan dengan Islam, seperti sedekah bumi, ruwatan, atau slametan.
Dengan demikian, ia berhasil menarik simpati dan minat masyarakat Jawa untuk memeluk Islam.
Adamul haraj berasal dari bahasa Arab yang berarti tidak ada kesulitan atau kemudharatan.
Dalam konteks dakwah, Adamul haraj berarti pendekatan yang fleksibel, toleran, dan akomodatif terhadap kebutuhan dan situasi masyarakat sasaran.
Adamul haraj juga berarti mengutamakan hikmah, maslahat, dan kemaslahatan umat dalam menyampaikan ajaran Islam.
Ini merupakan pendekatan yang sesuai dengan prinsip Islam yang mudah (yusr) dan tidak menyulitkan (la yukallifullahu nafsan illa wus'aha).
Salah satu contoh Adamul haraj dalam dakwah Wali Songo adalah Sunan Giri. Sunan Giri dikenal sebagai wali yang menggunakan pendidikan sebagai media dakwah.
Ia mendirikan pesantren Giri di Gresik yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dan keagamaan di Nusantara. Ia juga mengirim murid-muridnya untuk berdakwah ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
Ia tidak membeda-bedakan muridnya berdasarkan asal usul, suku, atau golongan. Ia juga tidak memaksakan syariat Islam secara kaku kepada masyarakat pribumi yang masih awam.
KOMENTAR