Sosok Jan Pieterszoon Coen, Penguasa Rempah-Rempah Sekaligus Pendiri Batavia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Sosok JP Coen.
Ilustrasi - Sosok JP Coen.

Intisari-online.com -Jan Pieterszoon Coen (1587-1629) adalah seorang pejabat Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang menjabat dua kali sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Ia dikenal sebagai pendiri Batavia, ibu kota Hindia Belanda, dan sebagai tokoh yang memberikan dorongan bagi VOC untuk mendominasi perdagangan di kawasan tersebut.

Ia juga kontroversial karena kekerasan yang ia lakukan, terutama dalam penaklukan Kepulauan Banda, untuk mengamankan monopoli perdagangan rempah-rempah seperti pala, fuli, dan cengkih.

Coen lahir di Hoorn, Belanda, pada tanggal 8 Januari 1587. Ia dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama Calvinis.

Pada usia 13 tahun, ia magang di Roma di kantor seorang pedagang Flemish bernama Joost de Visscher.

Di sana ia belajar tentang perdagangan, pembukuan, dan beberapa bahasa Eropa.

Pada tahun 1607, ia bergabung dengan VOC dan melakukan perjalanan dagang pertamanya ke Hindia Timur dengan armada Pieter Willemsz Verhoeff.

Dalam perjalanan itu, Verhoeff dan 42 orang lainnya tewas dalam negosiasi dengan penguasa lokal di Banda.

Coen yang bekerja sebagai juru tulis berhasil selamat dan melaporkan peristiwa itu kepada pimpinan VOC di Belanda.

Pada tahun 1612, Coen kembali ke Hindia Timur dengan memimpin armadanya sendiri dan mendarat di Banten pada tanggal 9 Februari 1613.

Pada tanggal 18 April 1618, ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC meskipun pengangkatan tersebut baru disahkan pada tahun 1619.

Baca Juga: Plesiran Tempo Doeloe, Penelusuran Jejak Batavia Masa Lalu Kerja Sama Sahabat Museum Dan Intisari

Setelah menjadi Gubernur Jenderal, ia tidak tahan terhadap orang Banten dan orang Inggris di sana, maka ia pun memindahkan kantor VOC ke Jakarta, di mana ia membangun pertahanan.

Pada tanggal 30 Mei 1619 dia menaklukkan Jayakarta dan namanya diubah menjadi Batavia (Batavieren).

Awalnya ia mau mengubah nama kota ini menjadi Nieuw Hoorn seperti kota kelahirannya, tetapi usul itu ditolak pimpinan VOC di Belanda.

Coen memiliki visi untuk menjadikan VOC sebagai kekuatan dagang yang tak terbendung di Hindia Timur.

Ia berusaha menghapuskan persaingan dari bangsa-bangsa lain seperti Portugis, Inggris, Spanyol, dan Denmark.

Ia juga berusaha mengendalikan produksi dan distribusi rempah-rempah yang sangat diminati di Eropa.

Untuk itu, ia melakukan berbagai tindakan keras seperti menghancurkan kapal-kapal musuh, membakar gudang-gudang dagang, menyerang pelabuhan-pelabuhan penting, dan mengeksekusi para pedagang lokal yang tidak mau bekerja sama dengan VOC.

Salah satu contoh kekejaman Coen adalah pembantaian Banda pada tahun 1621.

Dalam peristiwa itu, Coen memerintahkan pasukannya untuk membunuh hampir seluruh penduduk Banda yang berjumlah sekitar 15.000 orang karena mereka menolak menjual pala secara eksklusif kepada VOC.

Hanya sekitar 1.000 orang yang selamat dari pembantaian tersebut.

Coen juga dikenal sebagai seorang administrator yang cakap dan visioner.

Baca Juga: 10 Peninggalan Kerajaan Demak, Ada Makam Sosok Wali Paling Disegani

Ia membangun Batavia sebagai kota modern dengan infrastruktur yang baik seperti jalan-jalan beraspal, kanal-kanal air bersih, benteng-benteng pertahanan, gereja-gereja Protestan, dan rumah sakit.

Ia juga mengatur sistem pemerintahan, peradilan, dan keuangan di kota tersebut.

Ia mengundang para imigran dari berbagai bangsa dan agama untuk menetap di Batavia, asalkan mereka tunduk kepada VOC

Dia juga mengirimkan ekspedisi-ekspedisi ke berbagai daerah di Hindia Timur untuk menjalin hubungan dagang dan politik².

Coen meninggal di Batavia pada tanggal 21 September 1629. Ada dua versi yang berbeda mengenai penyebab kematian Coen.

Menurut versi Belanda, Coen meninggal karena kolera yang kini lebih dikenal dengan muntah darah, sedangkan versi lainnya meyakini bahwa kematian Coen akibat serangan bala tentara Sultan Agung dari Mataram.

Coen dimakamkan di Batavia dengan upacara kenegaraan yang megah. Ia meninggalkan seorang istri bernama Eva Ment dan empat orang anak.

Salah satu anaknya, Isabella Coen, menikah dengan Cornelis Speelman, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-15.

Coen dianggap sebagai pahlawan nasional di Belanda karena jasanya dalam membangun VOC sebagai perusahaan dagang terbesar dan terkuat di dunia pada masanya.

Namun, ia juga dikritik karena kebiadabannya dalam menindas rakyat Hindia Timur demi kepentingan VOC.

Di Indonesia, ia dianggap sebagai salah satu simbol penjajahan dan eksploitasi Belanda yang harus ditentang dan dilawan.

Artikel Terkait