Dina adalah istilah untuk menyebut jumlah hari dalam satu tahun kalender Jawa. Dalam kalender Jawa, ada tiga jenis tahun yang berbeda, yaitu tahun Saka, tahun Anom dan tahun Aboge.
Tahun Saka adalah tahun yang paling umum digunakan dalam kalender Jawa. Tahun Saka dimulai pada tahun 78 Masehi dan memiliki siklus 12 bulan dengan jumlah hari bervariasi antara 354 sampai 355 hari.
Tahun Anom adalah tahun kabisat yang terjadi setiap empat tahun sekali dan memiliki jumlah hari 384 atau 385.
Tahun Aboge adalah tahun tambahan yang terjadi setiap delapan tahun sekali dan memiliki jumlah hari 354 atau 355.
Dina digunakan untuk menghitung umur seseorang dalam budaya Jawa. Umur seseorang dihitung berdasarkan jumlah dina sejak ia lahir sampai saat ini. Misalnya, seseorang lahir pada tanggal 10 Sura tahun Saka 1950.
Pada tanggal 10 Sura tahun Saka 1958, ia berumur delapan tahun atau sebanyak 2922 dina (354 x 8 + 10). Umur seseorang dalam dina juga bisa digunakan untuk menentukan pangarasan atau perwatakan seseorang.
Pasaran adalah hari Jawa yang berjumlah lima, yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon. Pasaran berputar secara berurutan dan berulang setiap lima hari.
Pasaran digunakan untuk menentukan hari baik atau buruk untuk melakukan sesuatu, seperti bekerja, berdagang, menikah, membangun rumah, dan lain-lain. Setiap pasaran memiliki makna dan karakteristik tersendiri.
Berikut adalah penjelasan singkat tentang makna dan karakteristik dari masing-masing pasaran:
KOMENTAR