Kalah Duel Dengan Panembahan Senopati, Bupati Dihukum Mati, Pasuruan Pun Takluk Kepada Mataram Islam

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Setelah mengalahkan Madiun, Panembahan Senopati berniat melebarkan kekuasaan Mataram Islam ke Pasuruan. Upaya berjalan lancar
Setelah mengalahkan Madiun, Panembahan Senopati berniat melebarkan kekuasaan Mataram Islam ke Pasuruan. Upaya berjalan lancar

Setelah mengalahkan Madiun, Panembahan Senopati berniat melebarkan kekuasaan Mataram Islam ke Pasuruan. Upaya berjalan lancar.

Intisari-Online.com -Tak puas hanya dengan Madiun, Panembahan Senopati melebarkan kekuasaan Mataram Islam dengan menaklukkan Pasuruan.

Awalnya Adipati Pasuruan hendak menyerah setelah tahu rencana ekspedisi Panembahan Senopati.

Tapi tiba-tiba muncul seorang bupati bernama Ki Kinten yang mengaku siap melawan raja Mataram Islam itu.

Dengan tegas dia menginginkan perang tanding dengan putra Ki Ageng Pamanahan itu.

Adipati Pasuruan menyutujui keinginan tersebut.

Setelah mendengar keinginan bupati di Pasuruan itu, Senopati berangkat dari pesanggerahannya untuk menghadapi Ki Kinten.

Anak angkat Joko Tingkir itu kemudianmenunggangi kuda dan berpakaian biru tua.

Tidak sendirian, Panembahan Senopati ditemani 40 prajuritnumbak cemeng alias prajurit ahli tombak.

Mereka semua juga berpakaian biru tua.

Panembahan Senopati kemudian berpura-purasebagai pemimpin pasukan penombak itu. Selanjutnya pertarungan pun dimulai, disaksikan oleh para pengiring yang bersorak-sorai.

Setelah berdoa kepada Allah, Senapati dapat melukai lutut musuhnya sehingga terlempar dari pelana dan jatuh pingsan.

Ki Kaniten kemudian dinaikkan di atas seekor kuda betina yang pincang tanpa pelana, dengan tambang tebal sebagai kekang.

Tak berhenti di situ, Ki Kinten dikirim pulang kepada junjungannya.

Dia diantar oleh 40 prajurit yang tadi mengikuti Panembahan Senopati itu.

Sesampainya di kadipaten, Ki Kinten bilang dia tahu bahwa yang dia hadapi tadi adalah Panembahan Senopati.

Dia bersikukuh bahwa jika yang bertarung adalah Panembahan Senopati, dia pasti tidak berani.

Alih-alih bertarung, lebih baik dia pulang atau mati sekalian.

Apa yang disampaikan oleh Ki Kinten itu membuat Adipati Pasuruan geram.

Dia segera memerintahkan supaya Ki Kinten dipenggal kepalanya.

Tapi ketika Ki Kinten hendak dipenggal kepalanya, kapak yang dipakai tiba-tiba patah.

Cairan timah segera dituangkan ke dalam tenggorokannya sehingga mati.

Adipati kemudian memberi hadiah kepada 40 orang prajurit Senapati itu.

Tak sampai di situ, Adipati Pasuruan juga mengirimkan upeti kepada Mataram Islamsebagai tanda takluk.

Sejak itu, Pasuruan menyerah kepada Mataram Islam.

Panembahan Senopati yang gembira atas kabar itu kemudian berkata ke utusan tersebut.

"Sampaikanlah bahwa saya segera kembali ke Mataram, dan bahwa gustimu tetap mengepalai daerahnya," katanya.

"Tetapi apabila ada perintah mengenai bupati-bupati Jawa Timur, hendaklah perintah itu dipatuhinya."

Panembahan Senopati pun kembali ke ibu kota Mataram Islam.

Artikel Terkait