Intisari-online.com - Sunan Giri adalah salah satu dari Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa Timur.
Dia juga merupakan pendiri Kesunanan Giri atau Giri Kedaton, sebuah pusat keagamaan yang berpengaruh di Jawa Timur dan Nusantara Timur pada abad ke-16 dan ke-17.
Sunan Giri tidak hanya berperan sebagai pendakwah.
Tetapi juga sebagai penengah dalam beberapa konflik politik yang terjadi di Jawa, khususnya antara Kerajaan Mataram Islam dan Surabaya.
Kerajaan Mataram Islam adalah kerajaan yang didirikan oleh Panembahan Senopati pada akhir abad ke-16.
Senopati adalah murid dari Sunan Giri, yang pernah memberinya ramalan bahwa dia akan menjadi raja besar di Pulau Jawa.
Untuk membuktikan ramalan itu, Sunan Giri mengundang Senopati untuk menyerang Jawa Timur, yang saat itu dikuasai oleh Pangeran Surabaya, yang juga merupakan murid dari Sunan Giri.
Pada tahun 1589, terjadi pertempuran antara pasukan Mataram dan Surabaya di Mojokerto.
Namun, sebelum pertempuran berlangsung lebih jauh, Sunan Giri mengirimkan utusan untuk membacakan suratnya kepada kedua belah pihak.
Dalam surat itu, Sunan Giri melarang mereka untuk berperang dan menyerukan perdamaian demi menyelamatkan rakyat kecil dari pertumpahan darah.
Sunan Giri juga mengingatkan mereka bahwa mereka adalah saudara seagama dan anak didiknya.
Baca Juga: Inilah Blambangan, Kerajaan Hindu Terakhir di Jawa yang Digempur Mataram Islam dan VOC
Atas saran Sunan Giri, Senopati dan Pangeran Surabaya akhirnya berdamai dan menghentikan pertempuran.
Mereka juga sepakat untuk saling menghormati wilayah kekuasaannya masing-masing.
Dengan demikian, Sunan Giri berhasil mencegah konflik antara Mataram dan Surabaya yang bisa berakibat fatal bagi kesatuan dan stabilitas Jawa.
Peran Sunan Giri dalam mencegah konflik antara Mataram dan Surabaya menunjukkan bahwa dia adalah tokoh yang bijaksana dan berwibawa.
Dia juga memiliki visi untuk menjaga persatuan dan perdamaian di antara umat Islam di Jawa.
Sunan Giri merupakan contoh dari rohaniwan yang tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga berkontribusi dalam bidang politik dan sosial.
Sunan Giri tidak hanya mencegah konflik antara Mataram dan Surabaya, tetapi juga membantu perkembangan Islam di Nusantara dengan memanfaatkan kekuasaan dan jalur perdagangan.
Sebagai pendiri Kesunanan Giri, Sunan Giri memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan strategis, meliputi Jawa Timur, Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Sunan Giri juga membangun hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Demak, Banten, Aceh, Ternate dan Makassar.
Sunan Giri juga mengembangkan pendidikan dengan menerima murid-murid dari berbagai daerah di Nusantara.
Di antara murid-murid Sunan Giri yang terkenal adalah Sultan Trenggono dari Demak, Sultan Hasanuddin dari Makassar, Sultan Baabullah dari Ternate dan Sultan Agung dari Mataram.
Baca Juga: Gambar Skema Struktur Birokrasi Pemerintahan Kerajaan Mataram Islam
Sunan Giri mengajarkan kepada mereka ilmu agama dan ilmu dunia, serta memberikan bimbingan politik dan spiritual.
Sunan Giri juga dikenal dengan julukan Kiai Pengasuh Nusantara karena pengaruhnya yang begitu besar dalam pengembangan agama Islam di wilayah Nusantara.
Sunan Giri menyebarkan agama Islam dengan cara yang lembut dan santun sehingga agama Islam mudah diterima oleh masyarakat setempat.
Sunan Giri juga menghormati adat istiadat dan budaya lokal, serta mengadopsi beberapa unsur budaya Hindu-Buddha dalam syiar Islam.
Sunan Giri merupakan contoh dari rohaniwan yang tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga berkontribusi dalam bidang politik dan sosial.
Peran Sunan Giri dalam mencegah konflik antara Mataram dan Surabaya menunjukkan bahwa dia adalah tokoh yang bijaksana dan berwibawa.
Peran Sunan Giri dalam membantu perkembangan Islam di Nusantara menunjukkan bahwa dia adalah tokoh yang visioner dan inspiratif.
Sunan Giri merupakan salah satu Wali Songo yang patut dihormati dan diteladani.