Apakah yang Kalian Pahami Tentang Diskriminasi?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Diskriminasi.
Ilustrasi - Diskriminasi.

Intisari-online.com - Dalam soal PKN kelas Xi halaman 146 memuat soal berjudul "Apakah yang kalian pahami tentang diskriminasi?"

Nah, kali ini Intisari Online akan membantu memberikan jawaban terkait soal tersebut.

Jawaban:

Diskriminasi adalah suatu perbuatan, praktik atau kebijakan yang memperlakukan seseorang atau kelompok secara berbeda dan tidak adil atas dasar karakteristik dari seseorang atau kelompok itu.

Orang dapat didiskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin, usia, agama atau kepercayaan, warna kulit, bentuk fisik tubuh, kesukubangsaan, kelas sosial, orientasi seksual, dan kategori lainnya.

Diskriminasi dapat menimbulkan kerugian terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Soal :Mengapa diskriminasi itu terjadi?

Jawaban:

Diskriminasi terjadi karena adanya ketidakseimbangan kekuatan dan hubungan antar kelompok sosial di masyarakat.

Satu di antara sebab diskriminasi adalah prasangka dan stereotip yang berkembang pada masyarakat.

Prasangka adalah perasaan negatif terhadap seseorang atau kelompok semata-mata berdasar pada keanggotaan dalam sebuah kelompok tertentu.

Prasangka dapat muncul karena adanya agresi atau ketakutan terhadap kelompok lain yang dianggap sebagai ancaman atau penghalang.

Stereotip adalah citra kaku tentang kelompok ras atau budaya lain tanpa memerhatikan kebenaran dari citra tersebut.

Stereotip dapat muncul karena adanya generalisasi atau simplifikasi terhadap karakteristik kelompok lain yang berbeda dari kelompok sendiri.

Baca Juga: Apakah Globalisasi Berpengaruh Terhadap Pembentukan Identitas Kita?

Soal:Pernahkah kalian melakukan tindakan yang mengarah pada pelabelan negatif, diskriminasi, atau intoleransi? Jika tidak pernah, apakah dalam satu waktu kalian pernah melihat tindakan diskriminasi tersebut?

Jawaban : Bisa Pernah, Bisa Tidak.

Namun, contoh pelabelan negatif, diskriminasi dll, adalah sebagai berikut:

1. Menyebut seseorang dengan sebutan “gila”, “bodoh”, “jelek”, “kriminal”, dan sebagainya.

2. Mengasumsikan bahwa seseorang memiliki sifat buruk atau tidak kompeten karena asalnya dari suatu daerah, etnis, agama, atau golongan tertentu.

3.Melarang seseorang untuk memasuki tempat ibadah, fasilitas umum, atau transportasi karena alasan ras, agama, atau etnis.

4. Menghina atau mengejek orang lain karena memiliki pandangan politik, ideologi, atau afiliasi partai yang berbeda.

5. Melakukan kekerasan fisik atau verbal terhadap orang lain karena memiliki keyakinan agama atau kepercayaan yang berbeda.

6. Melakukan boikot, pemboikotan, atau penolakan terhadap produk, jasa, atau acara yang berasal dari kelompok minoritas.

Soal:Hemat kalian, apakah kaitan antara diskriminasi dan kebinekaan budaya bangsa kita?

Jawaban:

Kebinekaan budaya bangsa kita adalah keberagaman yang dimiliki suatu bangsa diantaranya Indonesia.

Kebinekaan budaya bangsa kita mencakup berbagai aspek, seperti mata pencaharian, ras, suku bangsa, agama, dan budaya.

Baca Juga: Masuknya Berbagi Kebudayaan Asing ke Indonesia, Apakah Menjadi Sebab Lunturnya Kecintaan Generasi Muda Terhadap Kebudayaan Nusantara?

Kebinekaan budaya bangsa kita merupakan potensi yang dapat membuat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan kaya.

Kebinekaan budaya bangsa kita juga merupakan identitas nasional yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.

Kebinekaan budaya bangsa kita juga merupakan tantangan yang dapat menimbulkan diskriminasi atau perlakuan tidak adil terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu.

Diskriminasi dapat mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.

Soal :Upaya apa saja yang dapat kalian lakukan untuk memupuk kerukunan antarumat beragama di Indonesia?

Jawaban:

1. Menghormati dan menghargai perbedaan agama dan keyakinan yang ada di masyarakat.

Kita tidak boleh memaksakan agama atau keyakinan kita kepada orang lain, atau menghina atau mengejek agama atau keyakinan orang lain.

2. Membangun toleransi dan dialog antarumat beragama.

Kita harus bersikap terbuka dan mau mendengarkan pandangan atau aspirasi dari umat beragama lain, serta berusaha memahami dan menghargai perbedaan tersebut.

Kita juga harus bersedia berdialog secara damai dan konstruktif untuk menyelesaikan masalah atau konflik yang berkaitan dengan agama atau keyakinan.

3. Membangun kerjasama dan solidaritas antarumat beragama.

Kita harus saling membantu dan bekerjasama dengan umat beragama lain dalam hal-hal yang bersifat kemanusiaan, sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan sebagainya.

Kita juga harus saling mendukung dan melindungi hak-hak umat beragama lain, serta menentang segala bentuk diskriminasi atau kekerasan atas nama agama atau keyakinan.

4. Menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa.

Kita harus mengamalkan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengakui adanya keberagaman agama dan keyakinan di Indonesia.

Kita juga harus mengamalkan sila-sila lainnya yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Baca Juga: Apa Tantangan yang Dihadapi oleh Generasi Muda Dalam Upayanya Melestarikan Tradisi Lokal?

Soal :Bagaimana cara mengikis prasangka (prejudice), stereotyping, dan fanatisme agama yang berlebihan?

Jawaban:

1. Prasangka adalah perasaan negatif terhadap seseorang atau kelompok semata-mata berdasar pada keanggotaan dalam sebuah kelompok tertentu.

Cara mengikis prasangka adalah dengan mengenal dan berinteraksi dengan orang atau kelompok yang berbeda dari kita, sehingga kita dapat memahami dan menghargai perbedaan tersebut.

Kita juga harus mengkritisi informasi atau berita yang kita terima, terutama yang bersifat negatif atau provokatif terhadap orang atau kelompok tertentu.

2. Stereotyping adalah citra kaku tentang kelompok ras atau budaya lain tanpa memerhatikan kebenaran dari citra tersebut.

Cara mengikis stereotyping adalah dengan membuka diri dan belajar tentang kebudayaan atau tradisi orang atau kelompok lain, sehingga kita dapat melihat keunikan dan keragaman yang ada di dalamnya.

Kita juga harus menghindari generalisasi atau simplifikasi terhadap karakteristik kelompok lain yang berbeda dari kelompok sendiri.

3. Fanatisme agama adalah sikap tidak mau menerima atau menghormati perbedaan pendapat, keyakinan, perilaku, atau gaya hidup orang lain.

Cara mengikis fanatisme agama adalah dengan menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai perbedaan.

Kita harus bersikap terbuka dan mau mendengarkan pandangan atau aspirasi dari umat beragama lain, serta berusaha memahami dan menghargai perbedaan tersebut.

Kita juga harus menjauhi sikap memonopoli kebenaran atau merasa paling benar dalam beragama, serta menentang segala bentuk diskriminasi atau kekerasan atas nama agama atau keyakinan.

Artikel Terkait