Masuknya Berbagi Kebudayaan Asing ke Indonesia, Apakah Menjadi Sebab Lunturnya Kecintaan Generasi Muda Terhadap Kebudayaan Nusantara?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Kebudayaan Asing
Ilustrasi - Kebudayaan Asing

Intisari-online.com - Dalam soal PKN kelas XI halaman 135 memuat soal berjudul "Menurut kalian, masuknya berbagai kebudayaan asing ke Indonesia, apakah menjadi sebab lunturnya kecintaan generasi muda terhadap kebudayaan nusantara? Berikan penjelasan!"

Nah, kali ini Intisari Online akan memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut.

Jawaban:

Menurut saya, masuknya berbagai kebudayaan asing ke Indonesia tidak selalu menjadi sebab lunturnya kecintaan generasi muda terhadap kebudayaan nusantara. Ada beberapa alasan yang dapat saya jelaskan:

- Pertama, kebudayaan asing dapat menjadi sumber inspirasi dan inovasi bagi generasi muda untuk mengembangkan kebudayaan nusantara.

Misalnya, dalam bidang seni musik, banyak musisi muda yang menggabungkan unsur musik tradisional dengan musik modern dari luar negeri, seperti gamelan, angklung, sasando, dan lain-lain.

Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda masih menghargai dan mencintai kebudayaan nusantara, sekaligus berkreasi dengan kebudayaan asing.

- Kedua, kebudayaan asing dapat menjadi salah satu daya tarik bagi bangsa asing untuk mengenal dan mengapresiasi kebudayaan nusantara.

Misalnya, dalam bidang pariwisata, banyak wisatawan asing yang tertarik untuk mengunjungi Indonesia karena keberagaman budayanya yang menarik perhatian.

Beberapa di antaranya seperti kebudayaan di Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan dan Papua.

Hal ini dapat meningkatkan rasa bangga dan cinta generasi muda terhadap kebudayaan nusantara yang memiliki nilai luhur dan kearifan lokal.

Baca Juga: Apakah Globalisasi Berpengaruh Terhadap Pembentukan Identitas Kita?

- Ketiga, kebudayaan asing tidak selalu bertentangan dengan kebudayaan nusantara.

Ada beberapa unsur kebudayaan asing yang dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan lokal tanpa menyebabkan hilangnya identitas budaya nusantara. Proses ini disebut dengan akulturasi budaya.

Misalnya, dalam bidang agama, banyak masyarakat Indonesia yang menganut agama-agama yang berasal dari luar negeri, seperti Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen.

Namun, mereka tetap menjaga tradisi dan adat istiadat yang berasal dari nenek moyang mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda masih memiliki toleransi dan harmoni dalam beragama dan bermasyarakat.

Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa masuknya berbagai kebudayaan asing ke Indonesia bukanlah menjadi sebab lunturnya kecintaan generasi muda terhadap kebudayaan nusantara.

Justru sebaliknya, hal ini dapat menjadi peluang dan tantangan bagi generasi muda untuk lebih mengenal, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan nusantara yang kaya dan beragam.

Soal:Sebagai jati diri bangsa Indonesia, bagaimana caranya agar Pancasila bisa menjadi pegangan untuk berkolaborasi dengan tradisi atau budaya dari bangsa lain?

Jawaban:

Menurut saya, agar Pancasila bisa menjadi pegangan untuk berkolaborasi dengan tradisi atau budaya dari bangsa lain, kita perlu melakukan beberapa hal berikut:

- Pertama, kita perlu memahami dan menghayati Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Baca Juga: Apa Makna Filosofis Dari Paham Kebangsaan dan Nasionalisme Terhadap Bangsa?

Pancasila merupakan ciri khas dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan cita-cita bersama.

Pancasila juga merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang membedakan kita dengan negara lain. Dengan memahami dan menghayati Pancasila, kita akan memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan negara kita sendiri.

- Kedua, kita perlu mengimplementasikan dan menjalankan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila bukan hanya sekadar lambang atau slogan, tetapi juga merupakan pedoman dan motivasi bagi perilaku, sikap, dan perbuatan kita dalam bermasyarakat.

Dengan mengimplementasikan dan menjalankan Pancasila, kita akan menunjukkan wajah bangsa Indonesia yang beradab, toleran, solidaritas, demokratis, dan berkeadilan.

- Ketiga, kita perlu menghormati dan mengapresiasi tradisi atau budaya dari bangsa lain.

Pancasila mengajarkan kita untuk menghargai kemanusiaan yang adil dan beradab, serta persatuan Indonesia yang berbhineka tunggal ika.

Dengan menghormati dan mengapresiasi tradisi atau budaya dari bangsa lain, kita akan menunjukkan sikap terbuka, kerjasama, dan saling belajar dari perbedaan.

Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa cara agar Pancasila bisa menjadi pegangan untuk berkolaborasi dengan tradisi atau budaya dari bangsa lain adalah dengan memahami dan menghayati Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia, mengimplementasikan dan menjalankan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta menghormati dan mengapresiasi tradisi atau budaya dari bangsa lain.

Artikel Terkait