Sosok Raymond Westerling, Komandan Pasukan Belanda yang Dibenci di Indonesia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Foto Kapten Raymond Westerling
Foto Kapten Raymond Westerling

Intisari-online.com -Raymond Westerling adalah seorang komandan pasukan Belanda yang terlibat dalam perang melawan Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan.

Ia lahir di Istanbul, Turki pada 31 Agustus 1919 dari ayah Belanda dan ibu Yunani.

Ia memiliki julukan "si Turki" karena asal kelahirannya.

Westerling masuk dinas militer pada tahun 1941 di Kanada dan kemudian pindah ke Inggris.

Ia mendapat pelatihan khusus sebagai komando di Skotlandia dan menjadi instruktur untuk teknik perkelahian tangan kosong dan pembunuhan diam-diam.

Westerling juga menjalani pelatihan hutan di Ceylon dan menjadi agen rahasia untuk operasi di Belanda yang diduduki Nazi.

Pada tahun 1946, Westerling dikirim ke Indonesia sebagai komandan Depot Speciale Troepen (DST).

Sebuah pasukan khusus yang bertugas melakukan operasi kontra gerilya melawan pejuang Indonesia.

Dia dikenal sangat kejam dan brutal dalam menumpas perlawanan rakyat, terutama di Sulawesi Selatan.

Dalam peristiwa yang dikenal sebagai Pembantaian Westerling, ia bertanggung jawab atas pembunuhan massal puluhan ribu orang sipil.

Mereka yang dibunuh diduga sebagai simpatisan atau anggota gerilya.

Baca Juga: Kisah Ki Bahurekso, Adipati Kendal yang Sakti Mandraguna dan Setia Pada Mataram Islam

Ia menggunakan metode "sweeping" atau penyisiran desa-desa dengan menembaki siapa saja yang dicurigai tanpa pengadilan.

Juga melakukan penyiksaan, pemerkosaan, pembakaran rumah, dan penghancuran tanaman.

Pembantaian Westerling menimbulkan kemarahan dan kebencian rakyat Indonesia terhadap Belanda.

Pemerintah Indonesia menuntut agar Westerling diadili sebagai penjahat perang, tetapi Belanda menolaknya.

Bahkan, Westerling mendapat dukungan dari sebagian kalangan militer dan politik Belanda yang ingin mempertahankan koloninya.

Pada tahun 1950, setelah Indonesia merdeka secara resmi, Westerling mencoba melakukan kudeta dengan membentuk sebuah organisasi rahasia bernama Angkatan Perang Ratu Adil (APRA).

Ia berusaha menggulingkan pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dipimpin oleh Presiden Sukarno dan mengembalikan kekuasaan Belanda.

Namun, upaya kudeta ini gagal karena ditentang oleh pasukan Indonesia dan Belanda sendiri.

Westerling berhasil melarikan diri ke Singapura dan kemudian ke Belgia dengan bantuan dari pihak-pihak tertentu di Belanda.

Ia tidak pernah diadili atas kejahatan-kejahatannya dan meninggal pada tahun 1987 di Purmerend, Belanda.

Raymond Westerling adalah salah satu sosok paling dibenci dalam sejarah Indonesia.

Baca Juga: Sosok Ini Ternyata Punya Peran Penting Dalam Keputusan Soeharto Mundur Sebagai Presiden

Bahkan dianggap sebagai simbol dari penjajahan dan kekejaman Belanda terhadap rakyat Indonesia.

Namun, ia juga merupakan contoh dari keteguhan dan keberanian seorang prajurit yang berjuang untuk negaranya.

Artikel Terkait