5 Fakta King George III, Sosok Raja Gila yang Ganteng dan Romantis

Yoyok Prima Maulana

Editor

King George III merupakan salah satu raja paling terkenal Inggris, bahkan sampai difilmkan oleh Netflix.
King George III merupakan salah satu raja paling terkenal Inggris, bahkan sampai difilmkan oleh Netflix.

Intisari-online.com - Raja George III adalah salah satu tokoh paling populer dan kontroversial dalam sejarah Inggris.

Ia berkuasa selama 60 tahun, dari tahun 1760 hingga 1820, dan mengalami berbagai peristiwa penting, seperti Revolusi Amerika, Perang Napoleon, dan Uni Britania Raya dan Irlandia.

Namun, ia juga dikenal sebagai raja yang gila, karena menderita penyakit mental yang tidak diketahui penyebabnya.

Berikut adalah lima fakta mengejutkan tentang Raja George III yang mungkin belum Anda ketahui:

1. Menikah dengan sepupu jauhnya dan memiliki 15 anak

Raja George III menikah dengan Charlotte dari Mecklenburg-Strelitz pada tahun 1761, setelah melihat potretnya dan jatuh cinta padanya.

Mereka adalah sepupu jauh yang berbagi nenek moyang yang sama, yaitu Duke John Albert I dari Mecklenburg. Mereka memiliki 15 anak, 13 di antaranya mencapai usia dewasa.

Anak-anak mereka termasuk George IV, William IV, dan Edward, Adipati Kent, yang merupakan ayah dari Ratu Victoria.

2.Raja pertama yang menggunakan gelar Raja Britania Raya dan Irlandia

Sebelum tahun 1801, Britania Raya dan Irlandia adalah dua kerajaan terpisah yang dipimpin oleh kepala negara yang sama.

Namun, setelah Undang-Undang Uni 1800, dua kerajaan ini bergabung dan membentuk Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia.

George III adalah raja pertama yang menggunakan gelar Raja Britania Raya dan Irlandia. Ia juga menjadi raja Hannover di Jerman sejak tahun 1814, setelah Kongres Wina.

3. Kehilangan banyak koloni di Amerika Utara karena Revolusi Amerika

Salah satu peristiwa paling dramatis dalam masa pemerintahan George III adalah Revolusi Amerika (1775-1783), yang menyebabkan 13 koloni Inggris di Amerika Utara memberontak dan mendeklarasikan kemerdekaan mereka sebagai Amerika Serikat.

George III dianggap sebagai tiran oleh para pemberontak, karena ia menolak memberikan hak-hak politik dan pajak yang adil kepada mereka.

Ia juga mengirim tentara dan kapal perang untuk menumpas pemberontakan tersebut, tetapi gagal mengalahkan mereka. Akhirnya, ia mengakui kemerdekaan Amerika Serikat dengan Perjanjian Paris pada tahun 178314.

4.Menderita penyakit mental yang membuatnya gila

George III menderita penyakit mental yang tidak diketahui penyebabnya, yang membuatnya mengalami episode-episode kegilaan sepanjang hidupnya.

Lukisan Raja George III,
Lukisan Raja George III,

Gejala-gejalanya termasuk halusinasi, delusi, bicara tidak jelas, kejang-kejang, air seni berwarna ungu, dan kulit berubah warna. Beberapa teori tentang penyakitnya antara lain porfiria (gangguan metabolisme), bipolar (gangguan suasana hati), skizofrenia (gangguan psikotik), atau arsenik (racun).

Penyakitnya memburuk pada tahun 1811, sehingga ia tidak bisa menjalankan tugas-tugasnya sebagai raja lagi. Anak sulungnya, George, Pangeran Wali (kemudian George IV), menggantikannya sebagai wali .

5.Raja yang tertarik dengan sains dan budaya

Meskipun dikenal sebagai raja yang gila, George III juga memiliki sisi lain yang lebih positif. Ia adalah raja yang tertarik dengan sains dan budaya, dan mendukung banyak ilmuwan dan seniman terkenal pada zamannya.

Ia memiliki koleksi buku-buku langka dan instrumen-instrumen astronomi yang disimpan di Kew Observatory.

Ia juga mendirikan Royal Academy of Arts pada tahun 1768 untuk mempromosikan seni rupa di Inggris. Selain itu, ia juga gemar bercocok tanam dan beternak di istananya di Windsor. (*)

Artikel ini dibuat dengan bantuan AI

Baca Juga: Beginilah Akhir Kisah Cinta Ratu Charlotte dan Raja George III di Dunia Nyata

Artikel Terkait