Intisari-Online.com - Cinta memang tidak mengenal tempat, siapa, dan waktu. Tak ada satu orang pun yang bisa memprediksi ke mana panah asmara akan menancap, termasuk di tempat kerja. Namun hati-hati, menjalin asmara dengan rekan kerja merupakan salah satu hubungan paling berisiko. Selain berpotensi menyalahi aturan kantor, kamu juga akan jadi bahan gosip. Belum lagi jika hubungan harus berakhir di tengah jalan, kamu harus tetap bertemu dengan dia setiap hari di tempat kerja.
Nah, sebelum terlalu jauh dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan, berikut tujuh tips menjalin asmara di tempat kerja dari Peter Handal, presiden, CEO dan ketua Dale Carnegie Training:
1. Periksa kebijakan perusahaan: Sebelum meluncur ke dalam asmara kantor, cari tahu dengan jelas kebijakan perusahaan mengenai hubungan asmara di kantor. Banyak perusahaan yang memiliki aturan keras terhadap hubungan asamara antara rekan kerja. Jika hal itu bertentangan dengan aturan, kamu harus bertanya pada diri sendiri: "Apakah itu layak?" Dan, jika itu layak, maka kamu harus berhati-hati dan mempersiapkan konsekuensi apapun.
2. Menjaga kesopanan dan profesionalisme: Ini adalah praktik yang baik untuk menjaga bisnis sosial dan memisahkan kehidupan bisnis kamu. Tidak membiarkan hubungan percintaan mempengaruhi kualitas dan efisiensi kerja kamu. Jika terbukti, asmara kantor mempengaruhi pekerjaan, salah satu pasangan atau keduanya mungkin akan diminta mengakhiri percintaan atau lebih parah mencari pekerjaan lain.
3. Hindari berkencan: Politik kantor dan hirarki harus menjadi hal yang paling diketahui, terutama ketika asmara di kantor muncul. Memilih keterikatan dengan rekan kerja apalagi dengan seorang yang memiliki tingkat senioritas berbeda, secara dramatis dapat mempengaruhi gaji atau gerakan dalam perusahaan. Hindari pengawasan yang tidak diinginkan dengan menghindari berkencan dengan siapapun yang bekerja secara teratur dengan kamu, baik posisi lebih tinggi maupun lebih rendah. (about.com)
Penulis | : | Esra Dopita M Sidauruk |
Editor | : | Esra Dopita M Sidauruk |
KOMENTAR