"Beratnya sekitar dua kuintal (200 kg), dari tiga guci dan benda lain yang ditemukan."
Harta karun itu tepatnya ditemukan di persawahan milik Ny Cipto Suwarno (alm), warga Wonoboyo juga.
Lokasi ini masuk wilayah Dusun Ploso Kuning, berada di tepian sungai kecil yang airnya mengalir sepanjang tahun.
Sesudah serangkaian penelitian lanjutan tahun 1990 dan 1991, situs tersebut dibiarkan telantar.
Kini situs tersebut kembali jadi sawah.
Namun warga Wonoboyo masih mengingat tempatnya persis di bawah pohon kluwih, yang tumbuh di sisi barat sawah.
"Ya, perkiraan saya lebih dari 100 kilogram," jawab Marno saat diulang-ulang ditanya berapa perkiraan bobot temuan emas itu menurutnya.
"Satu guci saja ada kali, 50 kilogram," ujarnya.
Marno menggambarkan kejadian waktu itu ketika sepeda yang dipakai untuk membawa sebuah guci, sampai pecah bannya saking beratnya beban.
"Ban sepeda lho sampai pecah waktu mau bawa guci ke balai desa," ujar sopir truk pasir ini.
"Berat banget," timpalnya.
Sementara itu, angka berbeda disebutkan sejarawan UGM, Prof Dr Timbul Haryono, yang turut menelaah temuan ini.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR