Intisari-Online.com - Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara yang berdiri sejak abad ke-8 hingga ke-10 Masehi.
Kerajaan ini mengalami beberapa kali perpindahan ibu kota, dari Jawa Tengah hingga ke Jawa Timur.
Salah satu perpindahan yang paling kontroversial adalah yang dilakukan oleh Mpu Sindok, raja pertama dari dinasti Isyana yang memerintah di Jawa Timur.
Apakah Mpu Sindok adalah raja yang bijaksana atau pengkhianat yang merusak kesatuan Mataram Kuno?
Latar Belakang Pemindahan Ibu Kota
Menurut buku “Airlangga Biografi Raja Pembaru Jawa Abad XI” tulisan Ninie Susanti, pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno di bawah Raja Rakai Sumba Dyah Wawa di Jawa Tengah berakhir dengan tiba-tiba pada tahun 929 Masehi.
Hal ini diduga disebabkan oleh letusan Gunung Merapi yang menghancurkan istana dan sebagian besar wilayah kerajaan.
Letusan ini juga dianggap sebagai pralaya atau kehancuran dunia oleh masyarakat Jawa kuno2.
Mpu Sindok, yang saat itu menjabat sebagai Rakai Mahamantri Hino atau perdana menteri, kemudian mengambil alih kekuasaan dan memindahkan ibu kota kerajaan ke Jawa Timur.
Ia mendirikan dinasti baru yang disebut Isyana dan bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa.
KOMENTAR