Hanan Attaki, Sosok Yang Pernah Ditolak Di Sana-sini Itu Kini Masuk NU

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Ustaz Hanan Attaki telah dibaiat sebagai anggota NU. Sebelumnya, sejumlah pengajiannya ditolak di beberapa tempat, kebanyakan di Jawa Timur.
Ustaz Hanan Attaki telah dibaiat sebagai anggota NU. Sebelumnya, sejumlah pengajiannya ditolak di beberapa tempat, kebanyakan di Jawa Timur.

Ustaz Hanan Attaki telah dibaiat sebagai anggota NU. Sebelumnya, sejumlah pengajiannya ditolak di beberapa tempat, kebanyakan di Jawa Timur.

Intisari-Online.com -Pernah ditolak di sana-sini karena gaya berdakwahnya, bahkan oleh Banser, Hanan Attaki kini masuk Nahdlatul Ulama (NU).

Hanan Attaki dibaiat langsung olehKetua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Marzuki Mustamar.

Proses baiat itu dilakukan bersamaan denganHalal Bihalal 1444 H keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek sekaligus Haul KH Ahmad Noer, KH Mustamar, dan KH Murtadho Amin di Ponpes Sabilurrosyad Gasek, Malang, Jawa Timur, Kamis (11/5).

Hanan Attaki merupakan seorang pendakwah muda yang lahir di Aceh, 31 Desember 1981.

Dia merupakan anak kelima dari enam bersaudara.

Hanan Attaki sudah mendalami dan menghafalkan Alquran sedari kecil.

Dia menamatkan sekolahnya di Pondok Pesantren Ruhul Islam, Banda Aceh.

Hanan Attaki sering menjadi juara lomba membaca Alquran dan mendapat hadiah berupa sepeda hingga televisi.

Karena prestasinya tersebut, Hanan Attaki mendapat beasiswa ke Universitas Al-Azhar, Mesir.

Saat ini Hanan Attaki sudah menikah dengan Haneen Akira dan memiliki tiga anak bernama Maryam, Aisyah dan Yahya.

Hanan Attaki menempuh kuliah di Universitas Al Azhar, Mesir, Fakultas Ushuluddin, mengambil Jurusan Tafsir Alquran.

Hanan Attaki lulus dari Universitas Al Azhar di tahun 2004 dengan memperoleh gelar licence (Lc).

Semasa kuliah, Hanan Attaki bergabung dengan kelompok studi Alquran dan ilmu Islam dan menjadi pemimpin redaksi untuk buletin Islam 'Salsabila'.

Untuk mencukupi kebutuhannya selama di Mesir, Hanan Attaki mencoba berbagai bisnis, mulai dari katering hingga berjualan bakso.

Selain itu Hanan Attaki juga sempat menjadi pengatur untuk ke Hajar Aswad di saat musim haji.

Setelah kembali ke Indonesia, Hanan Attaki bekerja sebagai pengajar SQT Habiburrahman dan Jendela Hati.

Selain itu, Hanan Attaki juga menjadi Direktur di Rumah Quran Salman ITB.

Di Bandung inilah Hanan Attaki mendirikan gerakan Pemuda Hijrah pada Maret 2015.

Gerakan Pemuda Hijrah Hanan Attaki tersebut berfokus kepada anak- anak muda dengan menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan YouTube untuk berdakwah.

Di samping tetap mengajar dan mengurus gerakannya, Hanan Attaki juga sering mengisi kajian mengenai Islam di Masjid Trans Studio Bandung.

Kajian Hanan Attaki biasanya dihadiri oleh anak- anak muda yang mayoritas merupakan mantan preman, geng motor dan lainnya.

Karena banyak yang menyukai gaya ceramahnya, Hanan Attaki juga sering diundang untuk mengisi kajian Islam di berbagai daerah di Indonesia.

Pernah ditolak Banser

Karena gaya dakwahnya yang dianggap keras dan provokatif, Hanan Attaki sering mendapat penolakan di beberapa tempat.

Yang terbaru adalah ketika dia mengisi pengajian di Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Di sana, pengajian di mana Hanan Attaki dibubarkan oleh Banser.

Ketua PC GP Ansor Pamekasan Maltuful Anam mengatakan,pengajian yang diadakan oleh Hanan Attaki itu lebih banyak mudarat-nya dibandingkan manfaatnya.

Dia juga menyebut bahwapengajian Hanan Attaki di Pamekasan tersebut tidak sesuai dengan kultur dan budaya masyarakat Jawa Timur, termasuk yang berada di wilayah Desa Laden, Pamekasan.

Itu bukan kali pertama Hanan Attaki mendapat penolakan.

Saat mengisi pengajian di Gresik, Jawa Timur, Hanan Attaki juga mendapat penolakan.

Ketika itu, diahendak berceramah dalam Konser Langit di Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim di Gresik pada tanggal 30 Juli 2022.

PCNU melaluiLembaga Takmir Masjid Gresik (LTMG) meminta pengajian itu dihentikan.

Setelah di Gresik, Hanan Attaki juga ditolak saat hendak pengajian di Jember, Situbondo, Sidoarjo, dan beberapa tempat lain di Jawa Timur.

Artikel Terkait